Dark/Light Mode

KSP Bertemu Produsen Mobil Vietnam Bahas Investasi Kendaraan Listrik

Rabu, 11 Oktober 2023 16:37 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko saat menerima. Kunjungan Deputy CEO VinFast Global, Bui Kim Thuy si Di Jakarta Selasa (11/10)
Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko saat menerima. Kunjungan Deputy CEO VinFast Global, Bui Kim Thuy si Di Jakarta Selasa (11/10)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menerima kunjungan dari perwakilan dari VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam.

Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia terbuka terhadap kerja sama dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia asalkan sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan di Indonesia.

Moeldoko juga membahas mengenai Peraturan Presiden (Perpres) No 55/2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai serta Instruksi Presiden (Inpres) No 7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional yang dijadikan dasar oleh investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Investasi tersebut, tentunya menjadi acuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari hulu ke hilir, baik dalam pembuatan baterai hingga produksi kendaraan itu sendiri.

Baca juga : Bertemu Pimpinan OJK, Moeldoko Bahas Perdagangan Karbon

"Perlu diperhatikan juga bahwa pemerintah Indonesia dalam kebijakannya, memprioritaskan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Supaya kedepannya industri-industri mobil listrik yang terbangun di Indonesia bisa berkelanjutan,"ujar Moeldoko pada pertemuannya dengan perwakilan dari VinFast Global di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (10/10).

Peluang percepatan pemenuhan TKDN minimal 40% tetap terbuka, dengan catatan bahwa sebelum tahun 2026, produksi baterai mobil listrik harus dilakukan di Indonesia. Pasalnya, baterai menjadi komponen krusial dalam kendaraan listrik itu sendiri.

Terkait dengan insentif yang akan diberikan berupa relaksasi pajak, penyesuaian TKDN sebesar 40% hingga tahun 2026, hingga relaksasi impor kendaraan Completely Built Up (CBU), menurut Moeldoko, hal tersebut masih dalam peninjauan.

"Cek regulasinya, revisi Perpres 55,” tambahnya.

Baca juga : Menperin Ajak Jepang Tambah Investasi Di Industri Farmasi Dan Alkes

Moeldoko yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia mengatakan pemberian insentif ini akan diberikan hingga tahun 2026.

Selain berfokus pada pemberian insentif investasi, Moeldoko turut menyebutkan pentingnya pertimbangan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di dalam negeri.

"Hadirnya pabrik kendaraan listrik ini juga harus ikut menyejahterakan masyarakat, kita harus bisa sama-sama saling belajar. Pasti akan jadi partner yang baik kedepannya," kata Moeldoko.

Sementara itu, Deputy CEO dari VinFast Global, Bui Kim Thuy menegaskan bahwa target pembangunan pabrik VinFast di Indonesia di tahun 2026 dapat dipercepat jika ada dukungan dari Pemerintah Indonesia.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Prancis, Menperin Bahas Peluang Investasi Industri

"Kita bisa percepat hingga 2025, tentunya dengan dukungan pemerintah Indonesia terutama kaitannya dengan insentif investasi,” ujar Bui Kim Thuy.

Sebagai informasi, VinFast merupakan salah satu produsen mobil listrik dari Vietnam yang mulai agresif melakukan penetrasi ke sejumlah wilayah termasuk Indonesia.

Perusahaan ini berencana menginvestasikan sekitar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,8 triliun. VinFast juga tercatat sebagai satu-satunya perusahaan asal Vietnam yang melantai di bursa Amerika Serikat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.