Dark/Light Mode

Di Hadapan Presiden, Dirut PLN Paparkan Pengembangan PLTA

Rabu, 1 November 2023 19:54 WIB
Presiden Joko Widodo (ketiga dari kanan), Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri), Menteri Energi Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kedua dari kiri), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi KESDM Yudo Dwinanda Priaadi (kanan) dan President of International Hydropower Association Malcolm Turnbull (ketiga dari kiri), mendengarkan paparan dari Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kedua kanan) pada rangkaian World Hydropower Congress 2023 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (31/10).
Presiden Joko Widodo (ketiga dari kanan), Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri), Menteri Energi Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kedua dari kiri), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi KESDM Yudo Dwinanda Priaadi (kanan) dan President of International Hydropower Association Malcolm Turnbull (ketiga dari kiri), mendengarkan paparan dari Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kedua kanan) pada rangkaian World Hydropower Congress 2023 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (31/10).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam rangkaian World Hydropower Congress (WHC) 2023 di Nusa Dua Bali pada Selasa (31/10).

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/Hydropower) di tanah air.

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.

Menurutnya, hal itu disebabkan tantangan berupa ketidakcocokan antara sumber energi baru terbarukan berskala besar, seperti air yang berada di daerah terpencil dan jauh dari episentrum kebutuhan listrik yang berada di wilayah lain.

Baca juga : Buka World Hydropower Congress di Bali, Jokowi Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Kembangkan PLTA

Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75 persen pada tahun 2040.

"Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 persen dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.

Selaras dengan hal tersebut, Presiden dalam sambutannya mengatakan, pemanasan global adalah ancaman nyata bagi seluruh dunia.

Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi, melalui penambahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam skala besar.

Baca juga : Tinjau Proyek IKN, Andi Gani Pastikan Pembangunan Berjalan Sesuai Target

Menurutnya total potensi EBT di tanah air diperkirakan mencapai 3.600 Gigawatt (GW), baik dari matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi dan hydropower.

Khusus untuk hydro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, di mana 128 di antaranya adalah sungai besar.

"Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,” paparnya.

Namun, Presiden menekankan, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan potensi besar hidro tersebut, salah satunya terkait lokasi sumber hidro yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.

Baca juga : Teriakan Presiden Turki Saat Ikut Demo Dukung Palestina, Israel Penjahat Perang!

Sehingga, pemerintah Indonesia membuat blue print percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower yang dibawa menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri.

Selain itu, tantangan juga muncul dari sisi investasi dan alih teknologi.

"Ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia," tambah Jokowi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.