Dark/Light Mode

Teriakan Presiden Turki Saat Ikut Demo Dukung Palestina, Israel Penjahat Perang!

Senin, 30 Oktober 2023 05:31 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berorasi dalam aksi solidaritas untuk warga Palestina di Istanbul, Turki, Sabtu 
(28/10/2023). (Foto Reuters via India Today)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berorasi dalam aksi solidaritas untuk warga Palestina di Istanbul, Turki, Sabtu (28/10/2023). (Foto Reuters via India Today)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan pernyataan keras untuk mendorong gencatan senjata di Palestina. Dia menyebut, Israel sebagai penjahat perang jika tak mau melakukan hal tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Erdogan saat mengikuti aksi solidaritas massal bersama rakyatnya di Istanbul, Turki, Sabtu (28/10). Erdogan mendesak Israel untuk menghentikan serangannya di Gaza dan mengakhiri operasi militernya. Dia juga mengajak rakyat Turki untuk menunjukkan dukungan bagi rakyat Palestina.

“Pengeboman Israel yang terus meningkat dan intensif ke Gaza menyasar perempuan, anak-anak dan warga sipil yang tak berdosa sehingga memperdalam krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung,” ujar Erdogan melalui akun media sosial X, kemarin.

Tidak terima dengan sikap Erdogan yang terang-terangan menyalahkan Israel, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyampaikan penarikan diplomatnya dari Turki melalui akun X pribadinya.

“Mengingat pernyataan serius yang datang dari Turki, saya menarik perwakilan diplomatik dari sana untuk melakukan evaluasi ulang terhadap hubungan antara Israel dan Turki,” cuit Cohen dikutip AP, kemarin.

Baca juga : Relawan Targetkan 50 Persen Generasi Muda Dukung Pasangan AMIN

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkilah bahwa negaranya memiliki tentara paling bermoral di dunia. Dia juga memperingatkan semua negara tidak sembarang menuduh negaranya sebagai penjahat perang.

“Jangan menuduh kami melakukan kejahatan perang. Jika Anda berpikir bahwa Anda dapat menuduh tentara kami melakukan kejahatan perang, itu adalah kemunafikan. Kami adalah tentara yang paling bermoral di dunia,” klaim Netanyahu.

Dia menambahkan, pasukan pertahanan Israel mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil. Netanyahu juga menuduh Hamas melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menggunakan rakyat mereka sebagai tameng manusia.

Israel terus membombardir Gaza pasca Hamas menyerang negara tersebut pada 7 Oktober lalu. Korban tewas di Israel berjumlah 1.400. Sementara, di Gaza, lebih dari 8 ribu orang tewas, di antaranya perempuan dan anak-anak.

Dilansir CNN, Sabtu (28/10), dalam serangan itu, Israel disebut menggunakan bom fosfor putih yang sudah dilarang secara internasional berdasarkan Konvensi Jenewa 1980. Warga Gaza bahkan menggambarkan situasi malam di kotanya bak krematorium dan holocaust sesungguhnya.

Baca juga : Relawan Kajol Dukung Ganjar Gelar Pelatihan UMKM Untuk Driver Di Rangkasbitung 

Israel juga memutus akses internet dan komunikasi di daerah Gaza. Sekitar 2,3 juta warga di Gaza bergulat dengan kelangkaan makanan, air dan obat-obatan akibat serangan bom masif dan blokade total daerah tersebut oleh Israel.

Majelis Umum PBB pada Jumat (27/10), malam menyetujui resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan. Tetapi Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, enggan mematuhinya. Bahkan, menyebut keputusan itu tercela.

Gelombang Unjuk Rasa

Serangan terus menerus Israel itu pun memunculkan gelombang protes di seluruh dunia. Di Indonesia, Sabtu (28/10), pengunjuk rasa menggelar aksi di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta. Mereka menuntut perang dan pemboman di Jalur Gaza segera dihentikan.

Sambil mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina, para pengunjuk rasa, memenuhi jalan raya utama di Ibu Kota Indonesia yang berada di luar kedutaan. Sekitar 1.000 polisi dikerahkan di sekitar kompleks tersebut.

Di tempat lain, demonstrasi damai juga terjadi di Denmark, Tunisia dan Yordania, kemarin. Lilin dinyalakan sebagai bentuk solidaritas dan belas kasihan terhadap nyawa yang hilang di Gaza di luar Kedutaan Besar Perancis di Tunis dan peti mati tiruan anak-anak ditempatkan di Alun-Alun Balai Kota di Kopenhagen untuk melambangkan jumlah anak-anak Palestina yang meninggal.

Baca juga : Demo Dukung Palestina Merdeka Kian Menggema

Di Inggris, puluhan ribu demonstran pro-Palestina melakukan unjuk rasa di tengah hujan lebat di London untuk menuntut Israel menghentikan pemboman terhadap Gaza. Para pengunjuk rasa berkumpul di Marble Arch dekat Hyde Park London sebelum berbaris ke distrik pemerintah, White-hall.

Polisi memperkirakan massa yang melintasi kota selama tiga jam berjumlah sekitar 100 ribu orang. Sambil mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Hentikan pengeboman di Gaza,” para peserta menyerukan diakhirinya blokade Israel dan serangan udara yang dilancarkan setelah serangan brutal ke Israel selatan oleh kelompok militan Hamas yang memerintah di Gaza.

Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina juga berkumpul di Belfast dan di kota terbesar kedua di Irlandia Utara, Londonderry. Ikut dalam aksi ini, Anggota parlemen Colum Eastwood dari Partai Sosial Demokrat dan Partai Buruh Nasionalis Irlandia.

Di Prancis, demonstran pro-Palestina berkumpul di beberapa kota termasuk Marseille, Rennes, Montpellier, Dijon dan Lyon. Tibuan orang terlihat meneriakkan “kita semua adalah warga Palestina” di alun-alun pusat.

Sementara, di Jerman, hampir 7.000 orang mengambil bagian dalam demonstrasi damai pro-Palestina hari Sabtu di Dusseldorf. Para demonstran membawa bendera Palestina dan membentangkan spanduk menyerukan penghentian aksi kekerasan dan agresi di Gaza. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.