Dark/Light Mode

RI-Singapura Genjot Pengembangan Kawasan Industri Kendal

Rabu, 9 Oktober 2019 12:22 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Deputy Prime Minister & Minister for Finance Singapura, Heng Swee Keat di sela kegiatan Indonesia-Singapore Leaders Retreat di Singapura, Selasa (8/10). (Foto: Kemenperin)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Deputy Prime Minister & Minister for Finance Singapura, Heng Swee Keat di sela kegiatan Indonesia-Singapore Leaders Retreat di Singapura, Selasa (8/10). (Foto: Kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama terkait pengembangan Kawasan Industri Kendal. Sinergi ini diyakini dapat memperkuat perekonomian kedua negara.

Hal itu merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Delegation Room, The Istana, Singapura, Selasa (8/10). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto turut hadir mendampingi Presiden Jokowi. “Beberapa kerja sama yang disepakati di bidang ekonomi, di antaranya adalah peningkatan investasi, perdagangan, ekonomi digital dan pendidikan vokasi. Ini menjadi kelanjutan dari kesepakatan Leaders' Retreat tahun lalu,” kata Airlangga dalam keterangannya, Rabu (9/10).

Pemerintah Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi kepada para pelaku industri Singapura yang telah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal (KIK). Kawasan industri terbesar di Jawa Tengah ini merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama Indonesia dan Singapura.

Baca juga : Menperin Jamin Tak Matikan Industri Kecil

“Kawasan terintegrasi tersebut diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong pada tahun 2016 lalu,” terangnya. 

Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.

“Di sana sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen,” tuturnya. Pengembangan KIK terus diakselerasi agar menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor.

Baca juga : Dengan Inovasi Digitalisasi Pengelolaan SDM, BTN Siap Hadapi Industri 4.0

Per September 2019, investasi yang sudah masuk ke KIK mencapai Rp 11,4 triliun dengan sebanyak 59 tenant, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan, hingga Korea. Termasuk juga adanya relokasi dua industri dari China. Hal ini dapat memperkuat struktur industri di dalam negeri. “Total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang,” papar Airlangga.

Pemerintah fokus mengakselerasi pengembangan KIK, yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dengan ditargetkan mampu menjaring investasi senilai Rp 70 triliun dalam waktu lima tahun ke depan. Selain itu, hingga tahun 2024 nanti, KEK Kendal dapat melakukan ekspor senilai 500 juta dolar AS per tahun dan mensubtitusi impor hingga 250 juta dolar AS per tahun.

KEK Kendal juga diharapkan dapat memberdayakan sebanyak 20.000 tenaga kerja, dan 60.000 tenaga kerja lainnya di sekitar Kawasan tersebut. Sejumlah sektor industri prioritas di KEK Kendal, antara lain industri makanan dan minuman, elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta furnitur.

Baca juga : Kementan Dorong Pendampingan Pengembangan Korporasi Petani Padi

“Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal sekaligus sebagai export hub. Apalagi, akan ada klaster industri tekstil di Jawa Tengah, di mana industri tekstil menjadi sektor andalan dalam implementasi industri 4.0,” ujarnya. [DIT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.