Dark/Light Mode

PLN Beberkan Strategi Atasi Trilema Energi di Universitas Brawijaya

Senin, 4 Desember 2023 17:36 WIB
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto (Dok. PLN)
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto (Dok. PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam menjalankan agenda transisi energi di Indonesia, PLN dihadapkan dengan trilema energi. PLN memaparkan berbagai strategi untuk memecahkan trilema energi ini dalam Seminar Nasional Transisi Energi 2023 yang dihelat di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Selasa (28/11/2023).

Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya sekaligus Ketua Penyelenggara Seminar Transisi Energi, Hadi Suyono menilai membangun kelistrikan nasional menjadi pondasi untuk bisa mengimplementasikan transisi energi di Indonesia.

Hadi berharap kegiatan ini dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran yang strategis dari regulator, para pakar, asosiasi yang akan didokumentasikan sebagai masukan bagi pemerintah, DPR dan juga PLN.

“Bagaimana membangun kelistrikan nasional dan selanjutnya dijadikan pondasi dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategis lanjutan dalam akselerasi, dan optimalisasi transisi energi di Indonesia,” ujar Hadi.

Baca juga : PIS Beberkan Strategi Dekarbonisasi Blue Economy Di COP28

Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto mengatakan energi merupakan kebutuhan primer bagi manusia, untuk itu peran pemerintah sangat penting guna menghadirkan energi yang lebih baik bagi masyarakat.

“Aspek keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menyangkut sektor energi itu sudah hadir sebagaimana seharusnya. Sehingga hari-hari ini memang tantangannya sungguh luar biasa, kita sebagai bangsa yang mau maju memerlukan energi yang demikian besar, tantangannya memang kualitatif dan kuantitatif,” ujarnya.

Sugeng menekankan perlunya tindakan agresif dengan berbagai upaya guna mengurangi emisi gas rumah kaca, efisiensi energi, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan juga bahan bakar yang rendah karbon.

“Pemanfaatan sumber daya alam perlu dilakukan dengan mempertimbangkan semua aspek, khususnya nilai accessibility, acceptability, affordability, dan availability. Pemanfaatan sumber daya alam tersebut harus dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945," tegas Sugeng.

Baca juga : Di COP28, PLN Kantongi 4 Kerja Sama Strategis Percepat Transisi Energi

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan dalam menjalankan transisi energi PLN juga harus memastikan keterjangkauan biaya oleh masyarakat ( affordability), keamanan pasokan listrik ( security), dan keberlanjutan lingkungan ( sustainability) atau konsep trilema energi.

Untuk bisa memenuhi prinsip penting ini, maka upaya transisi energi perlu dilakukan dengan kehati-hatian dan bertahap.

“Pembangkit EBT ini harus dibangun secara bertahap, untuk menggantikan pembangkit fosil yang masih kita miliki. Pembangkit EBT punya karakteristik yang berbeda. Masih bersifat intermitten, maka peralihan ke energi bersih perlu dilakukan dengan bertahap supaya trilema energi ini dapat kita penuhi,” ungkap Wiluyo.

Untuk bisa menjawab tantangan pemerataan akses listrik dari sumber EBT dan affordability, PLN saat ini mengembangkan Green Enabling Transmision Line, di mana kekuatan transmisi dan jaringan distribusi sangat penting dalam pengembangan EBT di Indonesia.

Baca juga : Gamma Thohir, Menerangi Desa Terpencil Dengan Energi Bersih, Sejak Usia 15 Tahun

“Sehingga kita bisa memanfaatkan potensi EBT yang mayoritas berada di luar Jawa untuk bisa dimanfaatkan dan dirasakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia," tambah Wiluyo.

Tidak hanya itu, PLN juga tengah berupaya melakukan dekarbonisasi dari sektor hulu salah satunya adalah pembatalan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 13,3 GW yang sebelumnya sudah direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028.

“Kemudian kita mengganti 1,1 GW PLTU kita dengan pembangkit EBT, kemudian 800 MW PLTU dengan pembangkit Gas. Kemudian kita sudah mengganti pemakaian batu bara di 41 PLTU kita dengan produk Biomassa kita dari total 52 PLTU,” tambahnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.