Dark/Light Mode

Dalam Forum Cop28, PGE Tegaskan Komitmen Dekarbonisasi

Rabu, 6 Desember 2023 12:59 WIB
Dirut PGE Julfi Hadi menjadi pembicara dalam sesi talkshow `Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target` di Paviliun Indonesia, pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12).
Dirut PGE Julfi Hadi menjadi pembicara dalam sesi talkshow `Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target` di Paviliun Indonesia, pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dekarbonisasi menjadi fokus utama dalam upaya global untuk memitigasi perubahan iklim.

Dalam konteks ini, panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri di Indonesia, menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan.

“Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk. Julfi Hadi.

Julfi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam sesi talkshowCollective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target” di Paviliun Indonesia pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12).

Pada kesempatan yang sama, Indonesia Special Envoy for Global Blended Finance Alliance (GBFA) Mari Elka Pangestu mengungkapkan, potensi panas bumi Indonesia yang sangat besar menjadi faktor krusial dalam mengupayakan dekarbonisasi terhadap sektor pembangkit listrik dan industri nasional.

Baca juga : BPKH Tegaskan Komitmen Jaga Ekosistem Alam

“Tentunya kolaborasi dan investasi terutama dari sektor swasta diperlukan dalam mendorong percepatan dekarbonisasi di berbagai sektor. Maka disinilah mekanisme blended finance perlu diimplementasikan,” ujar Mari.

Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.

“Jika pertumbuhan Pertamina Geothermal Energy mengikuti rencana skenario agresif, Pertamina Geothermal Energy sendiri akan berkontribusi terhadap 5 persen pengurangan karbon nasional pada tahun 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun kedepan,” kata Julfi.

Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi.

“Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE),” ungkap Julfi.

Baca juga : Program Pertamina Dipuji

Terkait dengan upaya memperluas dampak Perseroan terhadap perjalanan dekarbonisasi di Indonesia, Julfi mengungkapkan, saat ini Pertamina Geothermal Energy sedang mengembangkan produk sekunder (secondary product) panas bumi.

“Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,” jelas Julfi.

Pada perhelatan COP ke-28 ini, dilaksanakan joint statement kemitraan lapangan panas bumi Suswa, Kenya antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) (IDX: PGEO), Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, Masdar.

Joint statement diumumkan oleh Presiden Republik Kenya H.E. William Ruto pada Sabtu (2/12).

Adapun tujuan dari joint statement ini adalah untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa.

Baca juga : Hadiri COP28, Pertamina Tegaskan Komitmen NZE 2060

“Kemitraan yang memiliki nilai investasi 1,2 miliar dolar AS ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW tenaga panas bumi pada tahun 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ujar H.E. William Ruto.

Lebih lanjut, PGE juga aktif menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mengakselerasi pengembangan panas bumi.

“Hal ini dilakukan dengan menjajaki pengaturan baru guna memasok listrik ramah lingkungan kepada pelanggan yang dapat membuat listrik panas bumi lebih mudah diakses, optimalisasi teknologi, serta kerja sama dengan lembaga keuangan yang berfokus pada ESG yang mampu membiayai/membiayai kembali proyek-proyek baru panas bumi,” tutup Julfi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.