Dark/Light Mode

Industri Rendah Karbon, Pupuk Indonesia Bakal Kembangkan Bisnis Clean Ammonia

Senin, 11 Desember 2023 13:30 WIB
Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi kiri menyatakan Pupuk Indonesia mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia. (Foto: Dok. Pupuk Indonesia)
Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi kiri menyatakan Pupuk Indonesia mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia. (Foto: Dok. Pupuk Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia, untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, saat ini pihaknya merupakan pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Menurutnya Pupuk Indonesia, menguasai empat persen produksi amonia global atau sekitar tujuh juta ton per tahun, yang seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon.

“Aspirasi kami adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting dan pada saat yang bersamaan, mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia,” ujarnya, melalui siaran pers, Senin (11/12/2023).

Sejalan dengan komitmen global, kata Rahmad, perseroan berhasil menurunkan emisi karbon secara nyata, yaitu sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton pada tahun 2023.

“Penurunan ini, berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, utilisasi renewable energy, co-firing bio massa, solusi berbasis alam, hingga revitalisasi sejumlah pabrik pupuk,” jelasnya.

Ke depan, perseroan akan mengembangkan amonia yang lebih rendah dan bahkan nol emisi karbon. Amonia bersih ini terdiri dari blue ammonia dan green ammonia. Bahkan, secara jangka panjang akan mengembangkan green methanol.

Baca juga : Rakor Perdana Di Kamboja, AWEN Indonesia Dukung CamWEN

Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, pengembangan clean ammonia sejalan dengan potensi Indonesia sebagai hub Carbon Capture Storage (CCS). Karena implementasi teknologi CCS di Indonesia, berpotensi dapat menampung 4,3 giga ton karbon.

Selain itu, pihaknya juga terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela.

Adapun, CCS merupakan teknologi yang mampu menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya dalam sebuah storage.

Selanjutnya, emisi karbon itu disalurkan dan diinjeksikan ke sumur minyak dan gas tua untuk meningkatkan produksinya.

Selain teknologi CCS, sambung Rahmad, pengembangan clean ammonia di Indonesia juga ditopang oleh potensi renewable energy sebesar 3.700 giga watt, yang terbesar berasal dari tenaga surya.

Rahmad menilai, energi bersih ini menjadi sumber utama untuk menghasilkan green hydrogen, yang kemudian dapat dikonversi oleh Pupuk Indonesia menjadi green ammonia.

“Pupuk Indonesia memiliki sumber daya memadai untuk pengembangan clean ammonia. Mulai dari fasilitas eksisting untuk konversi green hydrogen menjadi green ammonia, keahlian dan pengetahuan dalam memproduksi amonia," kata Rahmad.

Baca juga : Pecah Rekor Kepuasan, Publik Inginkan Komitmen Keberlanjutan Pasca-Jokowi

Selain itu, Rahmad mengatakan Pupuk Indonesia memiliki pengalaman mengelola dan mendistribusikan amonia, hingga memiliki Kawasan Industri Hijau di Lhokseumawe, Aceh.

Karenanya, dengan potensi dan keahlian tersebut, pihaknya telah menyiapkan roadmap pengembangan clean ammonia.

Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, pada tahun 2023-2025, perseroan menyusun rencana dan Final Investment Decision (FID) pengembangan blue ammonia dan green ammonia.

"Pada tahun 2026, kami akan memulai konstruksi pabrik clean ammonia di Jawa Timur dan Aceh," katanya.

Menurutnya pada tahun 2028 mulai mengoperasikan pabrik green ammonia dalam skala kecil. Sedangkan, pada tahun 2030 mulai mengoperasikan pabrik blue ammonia dan utilisasi teknologi CCS.

Rahmad menjelaskan, pengembangan clean ammonia akan semakin besar pada tahun 2050.

"Pada titik ini, Pupuk Indonesia diharapkan sudah dapat meningkatkan produksi amonia dari 7 juta ton per tahun pada tahun 2023 menjadi 12,9 juta ton per tahun pada tahun 2050," beber Rahmad.

Baca juga : Gandeng Perbankan, PT Sentul City Tbk Wujudkan Kemudahan Memiliki Hunian Impian

Tak hanya itu, pengembangan ekosistem pendukung clean ammonia ini sangat penting. Pasalnya, selain mendukung kelancaran pasokan bahan baku pupuk, clean ammonia juga dibutuhkan sebagai sumber energi bersih masa depan.

Dalam pengembangannya, menurut Rahmad terdapat sejumlah tantangan, seperti kepastian regulasi, kelayakan secara ekonomi, teknologi, hingga infrastruktur pendukung.

Oleh karena itu, Rahmad memastikan pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan clean ammonia di Indonesia.

"Dimulai dari kolaborasi untuk pengembangan renewable energy yang terjangkau, teknologi, fasilitas CCS, logistik, termasuk berkolaborasi dengan para pembeli potensial,” pungkas Rahmad.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.