Dark/Light Mode

Airlangga Ajak Emiten Terapkan Ekonomi Hijau

Rabu, 13 Desember 2023 19:20 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus berkomitmen menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui upaya dekarbonisasi dengan peningkatan ekonomi hijau. 

Upaya tersebut diimplementasikan dengan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana yang tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) sebesar 32 persen dari kondisi business as usual pada tahun 2030 dan 43,2 persen apabila melalui kerja sama internasional, serta mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Program Pasar Modal Peduli Generasi Mendatang-Mewujudkan Perubahan Melalui Aksi Peduli Stunting dan Praktik ESG yang Bertanggung Jawab dan peringatan HUT Asosiasi Emiten Indonesia ke-35, Rabu (13/12), 

Baca juga : Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Siapkan Strategi Jaga Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dan Mitigasi Tantangan

Airlangga mengatakan, upaya pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon tersebut menjadi tanggung jawab seluruh pihak bagi masa depan generasi mendatang. “Generasi mendatang memiliki hak untuk menikmati lingkungan yang aman dari bencana dan kerusakan yang berpotensi muncul dari efek perubahan iklim,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, Pemerintah tengah melakukan kegiatan studi dan persiapan implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS). Indonesia sendiri memiliki potensi penyimpanan CO2 yang sangat besar dengan estimasi mencapai 4,85 giga ton pada depleted reservoir dan sekitar 572 giga ton pada saline aquifer.

Adapun saat ini telah terdapat 15 proyek CCS dan CCUS di Indonesia dengan nilai investasi sekitar 7,97 miliar dolar Aas. Secara global, potensi pasar Carbon Capture, Utilization, Transportation and Storage juga diproyeksikan akan meningkat dari 3 miliar dolar AS pada 2022 menjadi 14,2 miliar dolar AS di 2030.

Baca juga : Terima Kasih Pak Jokowi Menggema Saat Wamen ATR Serahkan Sertipikat Di Gowa

Selain itu pada sektor non-listrik, Pemerintah juga terus berupaya mengembangkan Biofuel baik dari CPO maupun non CPO. Program mandatory B35 di Indonesia juga telah mampu mengurangi 34,9 juta ton CO2 dan menjadi contoh sukses dalam rangka pencapaian SDG goals.

Menutup sambutan, Airlangga juga menyatakan bahwa dalam upaya dekarbonisasi, emiten sektor industri juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih, mengingat adanya regulasi negara tujuan ekspor Indonesia yang mewajibkan praktik berkelanjutan seperti CBAM dan EUDR. Di samping itu, tingkat kesadaran konsumen yang semakin tinggi  mengenai green lifestyle turut mendorong perusahaan untuk dapat menyediakan produk yang rendah karbon.

“Asosiasi Emiten Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung upaya penerapan dekarbonisasi dan peningkatan ekonomi hijau. AEI dapat mendorong para emiten untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan, memanfaatkan energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan mengolah limbah,” pungkas Airlangga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.