Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Sudah Kembali Ke Jabotabek
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kurangi Ketergantungan Komoditas
Jilid Dua, Jokowi Fokus Genjot Investasi dan Ekspor
Sabtu, 19 Oktober 2019 09:46 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Di periode kedua, pemerintah Jokowi akan tetap fokus mendorong peran investasi dan ekspor serta mengurangi ketergantungan pada komoditas.
“Pengembangan industri berbasis manufaktur akan menjadi prioritas utama Presiden Jokowi pada tahun 2020 hingga 2024,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Brodjonegoro, kemarin.
Pemerintah juga menyiapkan tiga skenario target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, target paling optimistis mencapai 6 persen. Kedua, target optimistis sebesar 5,7 persen. Ketiga, target pesimis hanya di kisaran 5,4 persen.
Baca juga : Jalankan Perintah Jokowi, Menhub Ajak Pengusaha Genjot Ekspor dan Investasi
Untuk skenario tertinggi, Bappenas menetapkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Rinciannya, pada 2020 ekonomi ditargetkan menyentuh 5,5 persen, 2021 sebesar 5,7 persen, 2022 sebesar 5,9 persen, 2023 sebesar 6,2 persen, dan 2024 sebesar 6,5 persen.
Sementara, dalam UndangUndang (UU) APBN 2020, pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,3 persen. Angkanya sama seperti asumsi yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2019.
“Tentu ini tergantung kepada Presiden setelah 20 Oktober, range (kisaran) mana yang mau diambil. Kami belajar bahwa ternyata kompleksitas pertumbuhan ekonomi saat ini tidak bisa hanya mengandalkan upaya domestik, tapi harus melihat dengan seksama apa yang terjadi di global,”ujarnya.
Baca juga : Jokowi : PR Masih Banyak
Dikatakan Bambang, Presiden Jokowi punya modal besar memulai periode kedua pemerintahannya. Salah satunya, tingkat kemiskinan yang saat ini sudah di bawah 10 persen. Bambang membeberkan, di pemerintah Jokowi jilid I, tingkat kemiskinan turun dari 11,3 persen menjadi 9,4 persen.
“Rasio ini juga menunjukkan tingkat ketimpangan semakin membaik dari semula di angka 0,406 menjadi 0,382, dan tingkat pengangguran terbuka turun dari 5,7 persen menjadi 5,0 persen,” kata Bambang.
Dilanjutkannya, meski pemerintah Jokowi jilid I dimulai di tengah kondisi perekonomian global yang mulai bergejolak, namun pemerintah sukses mencatatkan berbagai hasil positif.
Baca juga : Gerindra Kawal Pelantikan Presiden dan Wapres
Tidak hanya itu, menurut ¬Bambang, untuk pertama kalinya selama sejarah Indonesia merdeka, pemerintahan Jokowi-JK sukses menurunkan tingkat kemiskinan menjadi single digit.
Ia melanjutkan, per September 2019, inflasi berada di kisaran 3,39 persen per September 2019. Angka ini berada dalam target RPJMN 2015-2019 di kisaran 3,5 persen sampai 5 persen.
“Ini juga prestasi pemerintah yang cukup baik, karena kami bisa menjaga stabilitas inflasi di tingkat rendah untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” tuturnya. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya