Dark/Light Mode

Utang Luar Negeri Indonesia Per November 2023 Tembus Rp 6.241,25 Triliun

Senin, 15 Januari 2024 16:59 WIB
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri ULN Indonesia tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada November 2023 tercatat tumbuh 2 persen yoy sebesar 400,9 miliar dolar AS Rp 6.241,25 triliun. (Ilustrasi Bank Indonesia)
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri ULN Indonesia tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada November 2023 tercatat tumbuh 2 persen yoy sebesar 400,9 miliar dolar AS Rp 6.241,25 triliun. (Ilustrasi Bank Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada November 2023 tercatat tumbuh 2 persen yoy sebesar 400,9 miliar dolar AS (Rp 6.241,25 triliun), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen yoy.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.

“Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah, yang berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS​,” ucapnya dalam keterangan resmi, Senin (15/1/2024).

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Baca juga : Kontribusi ESDM Nggak Kaleng-Kaleng, PNBP 2023 Tembus Rp 300,3 Triliun

ULN Indonesia pada November 2023 tetap terjaga, tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN.

Erwin mengatakan, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” ujarnya.

Erwin merinci, ULN pemerintah tetap terkendali dan dikelola secara terukur dan akuntabel.

Baca juga : Cadangan Devisa RI Desember 2023 Tembus Rp 2.273 T

Posisi ULN Pemerintah di bulan November 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS atau tumbuh 6,0 persen yoy, atau meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,0 persen yoy.

Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global, seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel,” katanya.

Pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah dan perlindungan masyarakat, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah tantangan ketidakpastian perekonomian global.

Baca juga : Pajak Digital Tahun 2023 Tembus Rp 16,9 Triliun

Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,6 persen), jasa pendidikan (16,7 persen), konstruksi (14,1 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9 persen yoy).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen yoy dari total ULN Pemerintah,” jelasnya.

ULN swasta kembali menurun. Posisi ULN swasta pada November 2023 tercatat sebesar 196,2 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2 persen yoy, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 2,3 persen yoy.

Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1 persen yoy dan 2,5 persen yoy, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya masing-masing sebesar 2,4 persen yoy dan 2,3 persen yoy.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.