Dark/Light Mode

Hilirisasi Nikel Terancam LFP, Politikus PDIP: Cari Alternatif Energi Lainnya

Selasa, 23 Januari 2024 17:29 WIB
Politikus PDIP, Darmadi Durianto. (Foto: Ist)
Politikus PDIP, Darmadi Durianto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politikus PDIP, Darmadi Durianto mengaku, pesimis program hilirisasi tambang nikel bakal terealisasi dalam jangka panjangnya.

Pasalnya, kata dia, sejumlah pabrikan otomotif seperti Tesla, BYD yang sebelumnya membutuhkan bahan baku nikel sebagai komponen kendaraan listriknya perlahan kini tengah melirik atau beralih ke Lithium Ferro Phosphate (LFP) sebagai alternatif.

"Kehadiran LFP tentu saja bisa jadi ancaman terhadap keberadaan Nikel kita,” ujar Bendahara Megawati Institute itu.

Mengutip data dari media katadata.co.id, periode 2018-2022 pangsa pasar baterai LFP global naik dari 7 persen menjadi 27 persen, sedangkan baterai nikel kadar tinggi (high-nickel) turun dari 78 persen menjadi 66 persen.

Baca juga : Digitalisasi Pertamina Pastikan Distribusi Energi Lancar Jelang Tahun Baru

“Data ini menunjukkan setidaknya dalam jangka panjang, pasar akan cenderung meninggalkan Nikel. Dibandingkan Nikel, LFP kan secara hitungan ekonomi dan investasinya jauh lebih murah dan efisien," ujarnya.

Kondisi semacam itu, lanjut dia, jelas akan berdampak terhadap program hilirisasi yang tengah digembar-gemborkan pemerintah saat ini.

"Pesimis saya program hilirisasi bakal terealisasi di tengah bermunculannya inovasi-inovasi baru dari negara-negara luar. Pasar tidak mungkin mau serap nikel kita kalau ada alternatif lain yang jauh lebih murah costnya dan lebih safety dalam hal penggunaannya," ujarnya.

Darmadi mengaku, sependapat dengan gagasan salah satu komisaris utama PT Pertamina yang menyarankan agar pemerintah mencari alternatif energi lain sebagai upaya mewujudkan program hilirisasi.

Baca juga : Ziarah ke Makam Bung Karno, Prabowo Seperti Dapat Energi Baru

"Saya kira usulan Pak Ahok soal perlunya kembangkan energi berbasis Hidrogen itu sangat masuk akal. Selain ramah lingkungan, energi Hidrogen juga tak terlalu mahal. Dan bisa jadi pilihan masuk akal untuk merealisasikan cita-cita hilirisasi energi di masa depan. Pemerintah sekali lagi harus cari energi alternatif lainnya," tandasnya.

Yang perlu jadi perhatian juga, kata dia, pasar nikel dunia dalam beberapa waktu terakhir ini trennya terus menunjukkan pelemahan. Tahun lalu saja harganya sudah terkoreksi atau turun di angka 30 persen. 

“Ke depan bahkan sejumlah analis memprediksi harga nikel akan terus melemah imbas terjadinya oversupply," ungkapnya.

Terakhir, Darmadi mengingatkan, berbicara energi tentu landasan utamanya harus dititikberatkan pada nilai-nilai yang berpihak pada kemandirian.

Baca juga : Satgas Nataru Pertamina Group Pastikan Ketersediaan Energi Aman

"Sebagaimana digaungkan Bung Karno bahwa bangsa ini harus berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari) terutama dalam hal ini yaitu mengelola sumberdaya alamnya. Kekayaan energi yang kita miliki seperti nikel juga harus  ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat bukan kepentingan oligarki," tegasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.