Dark/Light Mode

Electrifying Agriculture PLN, Tekan Biaya Operasional Petani di Pekalongan

Rabu, 28 Februari 2024 17:30 WIB
Petugas PLN bersama petani desa Klunjukan, Pekalongan melakukan pengecekan debit air dari aliran pompa yang dialiri listrik PLN melalui program Electrifying Agriculture. (Dok. PLN)
Petugas PLN bersama petani desa Klunjukan, Pekalongan melakukan pengecekan debit air dari aliran pompa yang dialiri listrik PLN melalui program Electrifying Agriculture. (Dok. PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) kembali menghadirkan program Electrifying Agriculture (EA) untuk para petani di Desa Klunjukan, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Sekitar 900 petani kini mendapatkan listrik yang terjangkau guna dimanfaatkan bagi kebutuhan pertanian hingga peternakan.

Sebelumnya para petani ini menggunakan genset dengan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar mengapresiasi dukungan PLN dan Pemerintah Desa Klunjukan atas inisiasi konversi solar ke listrik.

Dia menceritakan, sejak tahun 1990, petani di Klunjukan mengairi sawah menggunakan pompa air yang dinyalakan menggunakan genset.

Baca juga : Peringati Hari Perempuan Internasional, AIA Gelar Vitality Women’s 10K di Solo

"Setelah penggunaan listrik PLN, petani dapat mengurangi emisi yang timbul dari genset serta mendapatkan optimalisasi dan efisiensi dari biaya produksi," ungkap Yulian.

Dirinya menambahkan, dari informasi sejumlah petani pun, dengan beralih dari BBM ke listrik PLN terdapat penghematan biaya operasional hingga 80 persen dari adanya program EA.

"Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus mendukung apa yang sudah diinisiasi yang nantinya Desa Klunjukan Bisa menjadi role model bagi desa-desa lainnya mengenai penggunaan energi bersih ini," tambah Yulian.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo secara terpisah kembali menegaskan bahwa perseroan menginisiasi program EA untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Darmawan mengatakan, teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Baca juga : Herbalife Gelar Pekan Sarapan Nasional ke Sembilan di 150 Kota

"EA merupakan terobosan dari PLN dalam memanfaatkan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani,” ujarnya.

Program ini juga hadir untuk menghadirkan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan.

Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi menyampaikan bahwa pompa air di Desa Klunjukan ini merupakan salah satu bukti nyata kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan PLN.

Dia mencatat, program EA di desa tersebut mampu mengaliri sekitar 30 hektare lahan pertanian dengan volume air 16 meter kubik.

"Pasti akan ada penghematan yang terjadi pada biaya operasional rekan-rekan petani terutama dari ongkos pengairan, karena biaya pembelian solar pastinya lebih mahal daripada harga listrik PLN," tutur Soffin.

Baca juga : Penguatan Literasi Dorong Percepatan Pembangunan Desa

Soffin juga mencatat, hingga saat ini total lebih dari 37 ribu pelanggan/pegiat agrikultur telah merasakan manfaat program Electrifying Agriculture di wilayah provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Dirinya berharap keberhasilan PLN dalam melaksanakan program EA sepanjang 2023 bakal berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya, yang menjadikan bukti nyata hadirnya BUMN untuk pertumbuhan sektor agrikultur.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.