Dark/Light Mode

Jejak Hijau Indonesia: Inovasi Energi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

Minggu, 21 April 2024 14:56 WIB
Rumah pedesaan yang dipasang dengan panel surya (Foto: Istimewa)
Rumah pedesaan yang dipasang dengan panel surya (Foto: Istimewa)

PENDAHULUAN

Di tengah tantangan yang semakin mendesak terhadap lingkungan hidup global, Indonesia, sebagai salah satu negara megadiverse di dunia, turut berkontribusi dalam upaya menuju kestabilan lingkungan. Peningkatan kesadaran akan perlunya perubahan dalam pola konsumsi energi dan perlindungan lingkungan telah menggerakkan Indonesia untuk merangkul teknologi hijau sebagai solusi mengurangi jejak karbon dan memperkuat keberlanjutan ekologis.

Namun, perjalanan transisi energi menuju sumber daya yang lebih bersih dan terbarukan tidak terlepas dari tantangan kompleks. Mulai dari infrastruktur yang ada hingga kebutuhan akan investasi besar, transformasi menuju energi ramah lingkungan memerlukan strategi matang dan kemitraan kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dalam essay ini, akan diuraikan bagaimana implementasi teknologi hijau menjadi kunci transisi menuju energi ramah lingkungan di Indonesia. Melalui eksplorasi ini, kita akan memahami tantangan, potensi, dan dampak dari adopsi teknologi hijau dalam konteks energi, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat perubahan menuju kestabilan lingkungan yang lebih baik.

ISI

Tantangan dalam Transisi Energi

Transisi energi menuju sumber daya yang lebih bersih dan terbarukan tak terlepas dari tantangan kompleks. Menurut laporan terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi energi di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang pesat, dengan estimasi peningkatan sebesar 5% per tahun. Hal ini menunjukkan urgensi kita untuk melakukan transisi ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat emisi karbon dioksida (CO2) tertinggi di dunia, terutama disebabkan oleh sektor energi yang masih bergantung pada bahan bakar fosil. Menurut data European Commission, volume emisi gas rumah kaca Indonesia pada 2022 mencapai 1,24 gigaton setara karbon dioksida (Gt CO2e). Angka itu mencapai 2,3% dari total emisi global, dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ke-7 sedunia. 

Emisi Gas Rumah Kaca 10 Negara Teratas (Sumber: Katadata)

Potensi Energi Terbarukan Indonesia

Baca juga : Dubes Ukraina Untuk Indonesia Vasyl Hamianin Curhat Serangan Rusia Sudah Dekati Rumah

Namun demikian, potensi Indonesia dalam hal energi terbarukan sangat besar. Sebagai negara dengan insolasi matahari tinggi sepanjang tahun dan SDA yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan energi ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi ini secara optimal dan mengadopsi teknologi hijau yang inovatif, Indonesia dapat mengubah lanskap energinya menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Upaya Global dan Komitmen Indonesia

Dalam konteks global, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca telah menjadi fokus utama berbagai organisasi internasional dan kesepakatan antarnegara. Salah satu komitmen yang diikrarkan adalah Kesepakatan Paris 2015, di mana Indonesia juga turut serta sebagai salah satu negara yang menandatanganinya. Melalui kesepakatan ini, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dari tingkat emisi yang diproyeksikan pada tahun 2030, dengan potensi penurunan hingga 41% dengan dukungan internasional.

Namun, untuk mencapai target-target tersebut, langkah-langkah konkret harus segera diimplementasikan. Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik, penggunaan energi terbarukan di Indonesia masih relatif rendah, hanya menyumbang sekitar 8% dari total konsumsi energi primer pada tahun 2023. Hal ini menandakan pentingnya akselerasi dalam pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung energi terbarukan di tanah air.

Kesepakatan Paris 2015 (Sumber: kumparan)

Manfaat Ekonomi dan Lapangan Kerja Baru

Selain itu, penting diakui bahwa transisi ke energi hijau tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi berpotensi memacu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Menurut laporan Bank Dunia, investasi dalam energi terbarukan dapat menciptakan lebih dari 400.000 lapangan kerja di Indonesia pada tahun 2030, dengan sebagian besar di sektor pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Dengan demikian, melalui implementasi teknologi hijau dalam sektor energi, Indonesia tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesempatan kerja bagi jutaan penduduknya. Hal ini menunjukkan bahwa transisi ke energi ramah lingkungan bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi peluang besar bagi kemajuan Indonesia menuju masa depan berkelanjutan.

Peningkatan Akses Energi dan Pembangunan Inklusif

Baca juga : Indonesia Care Gelar Trauma Healing Korban Gempa Bawean

Penting untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dalam menjawab tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, dengan implementasi teknologi hijau dalam sektor energi. Hal ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga memperkuat ketahanan energi dan meningkatkan aksesibilitas energi bagi masyarakat yang belum terlayani. Salah satu contoh yang menginspirasi adalah program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penetrasi energi terbarukan di daerah pedesaan dan terpencil. Melalui program ini, ribuan rumah tangga telah mendapatkan akses terhadap listrik yang bersih dan terjangkau melalui panel surya dan pembangkit listrik mikro hidro. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa hingga tahun 2023, lebih dari 5.000 desa telah mendapatkan manfaat dari program ini, meningkatkan kualitas hidup dan mempercepat pembangunan ekonomi di daerah tersebut.  

Tantangan yang Masih Dihadapi

Tantangan yang dihadapi dalam memperluas akses energi terbarukan di Indonesia meliputi infrastruktur terbatas, kurangnya kesadaran akan manfaat energi terbarukan, dan keterbatasan sumber daya keuangan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan model bisnis yang berkelanjutan dan memastikan inklusi energi bagi semua lapisan masyarakat. Selain itu, penting untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat energi terbarukan dan peran teknologi hijau dalam menjaga lingkungan. Program-program penyuluhan dan pendidikan lingkungan harus diperkuat dan diintensifkan untuk membangun kesadaran dan mengubah perilaku konsumen menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Pencapaian Tujuan Energi Terjangkau dan Bersih, serta Mendukung Upaya Melawan Perubahan Iklim

Salah satu tujuan SDGs terkait energi adalah Tujuan 7 (Energi Terjangkau dan Bersih). Dengan memperluas akses terhadap energi terbarukan, Indonesia dapat berkontribusi secara nyata dalam mencapai target, dan berdampak positif pada kesehatan masyarakat dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Selain itu, transisi ke energi hijau juga mendukung pencapaian Tujuan 13 SDGs (Tindakan Terhadap Perubahan Iklim), yang dapat menghambat perubahan iklim.

17 Tujuan SDGs (Sumber: Dinas PMD-Kalsel)

PENUTUP

Perubahan Budaya dan Paradigma

Baca juga : Jadi Tuan Rumah, Indonesia Bakal Gelar Pertemuan APEC SMEWG Ke-57

Penting untuk melihat transisi ke energi hijau sebagai bagian dari narasi yang lebih luas tentang perubahan budaya dan paradigma dalam hubungan manusia dengan alam. Implementasi teknologi hijau bukan hanya tentang mengganti infrastruktur dan proses industri, tetapi juga tentang mengubah cara kita memahami dan menghargai sumber daya alam yang terbatas.

Potensi Indonesia sebagai Pemimpin Perubahan

Sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemimpin dalam perubahan menuju masa depan lebih hijau dan berkelanjutan. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan komitmen kuat dan tindakan nyata semua pihak di Indonesia, terutama Inovator dan Pemimpin. Melalui kolaborasi dan kerjasama lintas sektor, kita dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan mewujudkan impian akan masa depan yang lebih hijau dan berdaya.

Komitmen sebagai Agen Perubahan

Dengan demikian, mari kita berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang aktif dan bertanggung jawab, melalui sedikit langkah kecil yang kita ambil, akan memiliki dampak kuat dan signifikan dalam membentuk masa depan bumi kita.

ROYAN ETUDE SAMUEL SITORUS
ROYAN ETUDE SAMUEL SITORUS
Siswa Kelas 11 SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Kurikulum Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.