Dark/Light Mode

Pengembangan Teknologi dan Energi Terbaru yang Ramah Lingkungan Mendukung SDG’s

Jumat, 19 April 2024 21:53 WIB
Alat pengusir hama otomatis karya Mahasiswa Universitas Andalas. (Foto: Istimewa)
Alat pengusir hama otomatis karya Mahasiswa Universitas Andalas. (Foto: Istimewa)

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan, bahan-bahan industri atau sumber energi, serta melakukan pengelolaan tanah, air dan ternak. Pertanian meliputi berbagai kegiatan, seperti tanaman, peternakan, dan perkebunan. Pertanian salah satu sektor yang memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia.

Indonesia sebagai negara Agraris yang kehidupannya sebagai petani dengan produsen padi terbesar didunia. Indonesia mampu memproduksi padi sekitar 41 juta ton pertahun dengan produksi beras yang mencapai 38 juta ton pertanun. Produksi padi di Indonesia dalam tahun 2023 mencapai 53,98 juta ton gabah kering giling (GKP) yang turun sekitar 1,4% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh serangan hama tanaman yang terus menjadi masalah yang memprihatinkan.

Dinas Pertanian Kota Padang mencatat produksi padi, beras hingga luas padi di kota Padang pada tahun 2020 menurun dibanding tahun 2019, faktor yang menyebabkan penurunan salah satunya disebabkan oleh hama dan penyakit sehingga mengakibatkan menurunnya produksi padi. Kepala Dinas Kota Padang menyebutkan penurunan produksi padi dari tahun 2019  ke 2020 ini terjadi sebanyak 11.884,49 ton GKG atau 18,03 %. Perkembangan hama dipengaruhi oleh factor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperature, kelembaban udara relative dan fotoperiodisitas berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga menjadi meningkat.

Sistem Pengendali Hama Terpadu (PHT) yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang sistem budaya tanaman dan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995 bahwa sistem (PHT) menggunakan alternatif terakhir untuk mengusir hama adalah melakukan penyemprotan pestisida. Namun penggunaan pestisida yang meningkat tiap tahunnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. 

Baca juga : Kecelakaan Di Tol Cikampek, 2 Mobil Terbakar, 9 Orang Dikabarkan Meninggal

Selain itu, kerusakan lingkungan juga dapat disebabkan oleh kotoran hewan ternak, seperti yang terjadi pada Sungai Citarum pada tahun 2019 silam. Kepala Dinas DKPP Jabar Ismail menginventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran limbah perternakan yang berasal dari 3 kabupaten berdasarkan data populasi ternak tahun 2019 yaitu sapi perah 32.714 ekor, sapi potong 20.338 ekor, kerbau 146 ekor, kuda 659 ekor, kambing 15.214 ekor, domba 69.632 ekor, babi 187 ekor, ayam kampung 325.361, ayam petelur 20.351 ekor, ayam pedaging 1.023.256 ekor dan itik 95.987 eko. Sapi dan kerbau memproduksi kotoran sebanyak 7% dari berat badan mereka. Hal ini menyebabkan tingginya jumlah kotoran yang dihasilkan dari hewan ternak yang tidak dikekola dengan baik. Kotoran hewan ternak dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup seperti penurunan kesuburan tanah, hilangnya sumberdaya air bersih, kerusakan ekosistem, dan polusi udara.

Pertanian dan pertenakan merupakan salah satu sektor yang memberikan peran dampak negatif pada lingkungan seperti penggunaan pestisida kimia yang merusak dan menyebabkan kerusakan ekosistem. Penggunaan pestisida kimia sebagai solusi mengurangi hama dan kotoran ternak yang tidak diolah dengan baik, berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi IoT yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengatasi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dan masalah kotoran ternak yang bukan hanya dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Salah satunya dapat dikembangkan dalam bentuk teknologi ultrasonik sebagai pengusir hama yang hemat energi dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan biogas dari kotoran hewan ternak yang diubah menjadi listrik sebagai sumber energi yang berkelanjutan. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas semakin diminati masyarakat karena dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan limbah ternak bukan hanya sebagai pupuk organik tetapi sebagai bahan bakar rumah tangga dan pembangkit listrik.

Penanggulangan dalam sektor pertanian sebagai upaya untuk mengubah limbah kotoran menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan. Dapat melalui alat elektronik untuk pengusir hama yang bekerja dengan mengeluarkan gelombang ultrasonic dengan gelombang tertentu dapat membuat hama merasa terganggu tanpa merusak lingkungan. Gelombang ultrasonic memiliki frekuensi di atas batas kemampuan pendengaran manusia, yang berada di atas 20 kilohertz atau 20.000 hertz. Penggunaan gelombang ultrasonic secara efektif dapat mengusir hama tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Baca juga : Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Digital: Tercabutnya Etika & Budaya Lokal

Sistem proteksi gelombang ultrasonic juga dapat mendeteksi serangan hama wareng melalui media angin dan memproduksi gelombang ultrasonic. Hama wareng terbang mengikuti arah angin pada gelombang ultrasonic 40 KHz. Dimana penggunaan gelombang ultrasonic dapat menimbulkan efek kematian pada hama wareng. Alat ultrasonic dirancang dengan menentukan frekuensi, sensor, sistem pengendali, desain model, dan perancangan perangkat lunak.

Untuk menjalankan alat ultrasonic sendiri dapat memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar yang diubah menjadi listrik untuk menjalankan alat gelombang ultrasonic yang sudah dirancang. Pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas terjadi karena kandungan yang teridiri dari 50-70% metana, 30-50% CO2, dan Sebagian kecil impritas seperti NH3, H2S, siloksan dan halida. Pemanfaatan biogas dalam pertanian memiliki sejumlah manfaat antara lain mengurangi emisi rumah kaca, meningkatkan efisiensi energi dan divertifikasi menjadi sumber energi. Implementasi biogas dalam pertanian dapat mengatasi permasalahan lingkungan dan juga pemanfaatan lebih lanjut terhadap limbah-limbah pertanian untuk pemenuha kebutuhan energi.

Penggunaan alat gelombang ultrasonic dengan tenaga listrik yang dihasilkan dari biogas merupakan inovasi teknologi yang efektif dan efisien dapat mempengaruhi adopsi teknologi hijau di pertanian. Pembaharuan energi ini dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dalam pertanian meliputi dua jenis kegiatan pertanian yaitu pertanian tanaman dan perternakan. Sehingga terjadinya keseimbangan lingkungan yang mempengaruhi pembaharuan yang baik dapat membantu mengurangi efek samping dari penggunaan pestisida kimia dan bahan bakar fosil menyebabkan emisi rumah kaca.

Baca juga : APP Group Berdayakan Ibu-Ibu Produksi Kantong Kertas Ramah Lingkungan

Dengan mewujudkan inovasi teknologi melalui pertanian dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pertanian. Serta mewujudkan pertanian hijau yang dapat mencapai pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebagai upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang sejalan dengan pilar ke-7 tentang Energi bersih dan terjangkau bertujuan untuk menjamin akses energi yang terjangkau,andal, berkelanjutan, dan modern untuk lapisan masyarakat. Dengan mengembangkan energi bersih dalam pertanian, tanpa pestisida kimia yang berlebihan dan kotoran ternak yang tidak diolah dengan baik. Indonesia juga tidak perlu lagi bergantung pada energi fosil impor yang mahal dan dapat merusak lingkungan karena dapat memanfaatkan energi biogas. Hal ini akan membantu meningkatkan stabilitas energi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang dapat merusak iklim dan lingkungan.

Dengan melakukan pembaharuan terhadap peralatan pertanian yang dapat diwujudkan dengan penggunaan alat elektronik gelombang ultrasonic dan biogas yang diubah menjadi bahan bakar atau tenaga sebagai energi untuk menjalankan alat pertanian. Seperti alat elektronik gelombang ultrasonic yang dirancang untuk mengusir hama tanpa bahan kimia dan ramah lingkungan sebagai pembaharuan energi untuk lingkungan hijau.

Linda Nurmaladita
Linda Nurmaladita
-

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.