Dark/Light Mode

Hemat Sumber Daya, Tatalogam Group Terapkan Rumah Reflektif Surya Ramah Lingkungan

Sabtu, 2 Maret 2024 08:21 WIB
Hemat Sumber Daya, Tatalogam Group Terapkan Rumah Reflektif Surya Ramah Lingkungan

RM.id  Rakyat Merdeka - Lingkungan binaan atau built environment merupakan sebuah lingkungan yang ditandai dengan dominasi struktur buatan manusia.

Perumahan, bangunan, infrastruktur jalan dan lain sebagainya, merupakan contoh lingkungan buatan yang tujuannya adalah untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri.

Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bersama dengan BeCool Indonesia yang didukung oleh Tatalogam Group, menggelar simposium dan lokakarya internasional tentang Bangunan Berkelanjutan, Kota dan Komunitas (Sustainable Buildings, Cities and Communities/SBCC) 2024.

Kegiatan ini menyediakan wadah atau platform untuk berbagi ide, penelitian dan studi tentang cara melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan dan perubahan iklim global.

Dalam acara yang digela di Hotel Pullman Bandung Grand Central itu, pada 27-28 Februari 2024 menghadirkan peserta dan narasumber mancanegara yang melihat langsung proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung.

Kampung BeCool merupakan lingkungan binaan yang dibangun berbasis CSR yang digagas oleh BeCool Indonesia dan Tatalogam Group.

Baca juga : Pertamina Patra Niaga Berperan Aktif Mengurangi Emisi Karbon

Di lokasi ini, 20 rumah gentingnya telah dicat dengan cairan BeCool yang dapat berfungsi secara signifikan untuk memperbaiki iklim mikro di lingkungan sekitarnya.

Selain itu di lokasi yang sama, ada juga 3 rumah contoh yang mengaplikasikan rumah reflektif surya.

Rumah reflektif surya adalah rumah berbasis disain pasif yang mendemonstrasikan penggunaan material bangunan rendah karbon guna mengurangi dampak urban heat island.

Rumah ini sendiri merupakan pengembangan dari produk Rumah Domus produksi PT Tatalogam Group yang bagian genting metal dan penutup dindingnya telah dilapisi cairan BeCool sehingga mampu meredam panas dan memiliki reflektansi sinar matahari yang cukup tinggi.

Rumah hasil inovasi bersama ini lalu diberi nama Raflesia atau Rumah Reflektif Surya Indonesia. Material rendah karbon pada rumah ini diketahui memiliki emitansi 0,90, reflektansi surya hingga 72,1 persen, serapan surya hingga 27,9 persen, dan Indeks Reflektan Surya (Solar Reflectance Index/ SRI) yang sudah mencapai 88.0.

Keberadaan rumah inipun diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat Indonesia yang memadai, sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang dapat timbul akibat pembangunan lingkungan binaan.

Baca juga : Pertamina Dukung SMA Negeri 8 Denpasar Jadi Sekolah Ramah Lingkungan

Sebelumnya, dalam salah satu sesi diskusi di acara tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono yang diwakili oleh Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan (SSPP), Edward Abdurrahman menerangkan, kebijakan perumahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2022 – 2024 berfokus pada peningkatan akses masyarakat kepada rumah yang memadai terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan desain yang mumpuni.

Edward menyebut, hingga tahun 2024, PUPR berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan ini. Salah satu langkahnya adalah dengan mempercepat program satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah, universitas dan pemangku kepentingan lainnya.

Di kesempatan yang sama, Dr. Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., founder BeCool Indonesia yang juga merupakan peneliti dari UPI mengatakan, setiap tahun konstruksi bangunan terus mengalami peningkatan.

"Guna mencapai pembangunan berkelanjutan dibutuhkan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan tersebut," ujar Beta Paramita.

Ia mengatakan, bahan baku kayu yang dianggap kurang ramah lingkungan pun mulai tergantikan dengan bahan logam seperti baja ringan.

Baja ringan banyak digunakan untuk rangka bangunan karena memiliki banyak kelebihan. Selain dapat didaur ulang, baja ringan juga diketahui memiliki tegangan dan transfer regangan yang lebih baik, tahan terhadap suhu tinggi, kurang penyerapan kelembaban, tidak mudah terbakar, kuat tekan dan geser, serta memiliki ketahahan aus dan ekspansi termal yang lebih baik.

Baca juga : Gaet Nadine Chandrawinata, PĆ¼rlosophy Luncurkan 6 Skincare Ramah Lingkungan

“Kolaborasi antara BeCool Indonesia dan Tatalogam Group pada Raflesia ini bisa menjawab tantangan tersebut,” terang Beta.

Vice President Operations Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, Raflesia merupakan inovasi baru yang merupakan pengembangan dari rumah Domus.

Menurutnya rumah instan berbasis baja ringan yang telah lama menjadi salah satu produk unggulan perusahaaan mereka yang telah mengantongi penghargaan rintisan teknologi industri dari Menteri Perindustrian tahun 2021.

Dengan proses fabrikasi ini, rumah ini jadi lebih cepat dibangun dan yang terpenting lagi adalah tidak menyisakan limbah di lokasi konstruksi (zero waste construction).

Material atap dan dinding metal pada rumah Domus dilapisi cairan BeCool dengan Color Coating Line (CCL) milik Tatalogam Group, kemudian dibentuk dan dipotong di pabrik sesuai ukuran pada desain hingga tidak menyisakan limbah di lokasi pembangunannya nanti.

"Dengan pelapisan cairan BeCool pada permukaan atap dan dinding, selain dapat menyejukkan bagian dalam rumah, dampak urban heat islands akibat pantulan sinar matahari di sekitar lokasi juga bisa diminimalisir," ujar Stephanus.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.