Dark/Light Mode

Panen Lestari: Program Suportif Target Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045

Selasa, 23 April 2024 08:21 WIB
Ilustrasi Sustainable Agriculture, inovasi pertanian di era milenial. (Gambar: gokomodo.com)
Ilustrasi Sustainable Agriculture, inovasi pertanian di era milenial. (Gambar: gokomodo.com)

Fakta Indonesia Krisis Regenerasi Petani 

Tahukah Anda bahwa mayoritas generasi milenial enggan untuk bercita-cita menjadi petani? Dilansir dari hasil riset JakPat (Databoks.katadata.co.id, 2022), hanya 6 dari 100 gen-Z yang berminat untuk bekerja di sektor pertanian. Padahal, sektor pertanian adalah sumber pokok kehidupan manusia untuk bisa bertahan hidup. Lantas, bagaimana nasib pangan masa depan bangsa kita jika kondisi demikian problematikanya? 

Terdapat bermacam alasan terkait rendahnya minat pemuda untuk berkarir di bidang pertanian. Beberapa diantaranya ialah karena tidak adanya pengembangan karir, merasa penuh banyak risiko yang harus ditanggung, pendapatan kecil, merasa tidak dihargai, hingga terbilang karir bertani yang tidak menjanjikan. Hal ini selaras dengan kondisi zaman yang kian berubah, semakin berkembangnya potensi karir yang merambah ke berbagai sektor, seperti dunia digital dan industri kreatif yang menjadi opsi lebih unggul dibandingkan harus menguras banyak tenaga dan energi fisik dalam bertani. 

Perlunya Inovasi dalam Mendukung Proses Pertanian yang Berkelanjutan

Mengikuti perkembangan teknologi, kini kegiatan bertani sudah dapat berkembang dengan campur baur metode baru yang tidak lagi konvensional. Padahal, jika kita memanfaatkan potensi ini, justru dapat memberikan keuntungan yang tidak kalah menjanjikan dengan pekerjaan di bidang non pertanian. Konsep sustainable atau berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk perkembangan kegiatan bertani yang lebih modern dan realistis jika diaplikasikan pada era sekarang. 

Masifnya kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas dan kuantitas pertanian seperti perubahan iklim, rusaknya kesuburan tanah, hingga pencemaran air (Fathan, 2021), perlu tindakan penanggulangan yang inovatif agar dapat memberi berbagai keuntungan untuk manusia maupun lingkungan sekaligus. Kita dapat mengkombinasikan aplikasi teknologi dengan konsep yang berkelanjutan hingga memberikan dampak perputaran ekonomi yang sirkular.

Cita-cita Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 dan Realitanya

Pemerintah memasang target pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, negara kita mampu menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Menteri Pertanian Amran Sulaiman yakin bahwa Indonesia tidak hanya mencukupi kebutuhan dalam negeri saja, tapi bisa menjadi negara pengekspor terbesar di dunia (Waluyo, 2017). Namun seiring berjalannya waktu, Badan Pusat Statistik (BPS) memberitakan, terjadi peningkatan nilai impor beras di Indonesia pada tahun 2024 sekitar 135% (year-on-year/yoy). Dengan rincian volume yang meningkat pada Januari 2024 sebesar 443 ribu ton dibandingkan dengan Januari 2023 yang berjumlah 243,66 ribu ton. Volume peningkatan ini mencapai hingga 82%. 

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian di Indonesia. Untuk mendukung regenerasi petani, diperlukan branding pertanian yang menarik dan modern agar dapat memikat ketertarikan pada sektor bertani bagi berbagai kalangan, terutama generasi muda. 

Konsep dan Sistem Operasional Panen Lestari 

Mengutip dari website resmi pemerintah dispari.mojokertokab.go.id (2019), Menurut Dedi, upaya meraih cita-cita tersebut dapat dilakukan dengan 3 kunci utama yaitu infrastruktur, inovasi teknologi, dan sumberdaya manusia. Panen Lestari hadir sebagai akumulasi dari 3 kunci utama tersebut sebagai program pendukung target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia  pada tahun 2045. 

Panen Lestari direkomendasikan untuk diaplikasikan pada setiap kecamatan di tiap kota Indonesia untuk menunjang kelimpahan stok pangan di setiap lapisan masyarakat. Berikut ini beberapa sistematika yang dapat diaplikasikan pada program Panen Lestari: 

1. Menggunakan Konsep Vertikultur

Menurut definisi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi (2023), vertikultur yaitu sistem budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau bertingkat pada skala indoor maupun outdoor. Konsep ini nantinya dapat dimodifikasi menjadi metode wadah susun (media tanah dengan botol bekas), hidroponik (media air), aeroponik (media udara), bahkan akuaponik (media air sekaligus pemeliharaan ikan). Teknik menanam yang tidak membutuhkan lahan luas seperti vertikultur dapat menjadi solusi dari keterbatasan lahan yang tersedia untuk bertani. 

2. Menyediakan Fasilitas Tukar Sampah untuk Pupuk Organik

Setiap individu pasti memproduksi sampah organik dari sisa konsumsi yang dibuang setiap harinya. Melansir data yang didapatkan dari KLHK pada tahun 2022, Indonesia menimbulkan sampah sisa makanan sebanyak 41,27% dari seluruh kategori sampah yang dihasilkan manusia. 

Untuk meningkatkan kesadaran dan semangat masyarakat agar lebih bijak dan bermanfaat dalam mengelola sampahnya, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian, di wilayah pusat penanaman ini dapat dibangun sebuah fasilitas untuk warga sekitar mengirim sampah organiknya. Dari sampah yang sudah dipilah, dapat digunakan ulang untuk pembuatan pupuk kompos dengan metode wadah wire mesh agar mampu menampung kuantitas kompos yang besar. Warga yang mengirimkan sampah organik kemudian dapat ditukar menjadi poin atau bentuk lainnya untuk ditukar dengan hasil pertanian yang sudah ditanam. 

3. Memanfaatkan Tenaga Warga Sekitar dan Teknologi

Dalam proses agrikultur, tentu membutuhkan sumber daya untuk kelangsungan proses penanaman. Tidak hanya manusia, kini teknologi dapat diinstal sebagai pendukung, misalnya dengan AI (Artificial Intelligence). Dengan memanfaatkan tenaga kerja warga sekitar dan operator teknologi, tentu mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan perekonomian lokal yang diproyeksi sebesar 79% dengan mengaplikasikan sistem pertanian berkelanjutan (dppp.pontianak.go.id, 2015). Melalui cara ini, diharapkan dapat memberikan efek perekonomian sirkular yang bermanfaat untuk penduduk lokal. 

4. Menggunakan Wadah Bekas Sebagai Media Penanaman

Selain menggunakan cara vertikultur, ada pula metode menanam sederhana agar tidak perlu membutuhkan lahan yang luas dan biaya yang besar. Kini menanam padi pun bisa menggunakan wadah bekas yang sudah tak digunakan, contohnya seperti ember atau galon bekas sebagai media penanaman. Tidak hanya menghemat lahan, namun langkah ini bisa menjadi upaya kita untuk mendaur ulang sampah anorganik agar lebih produktif. 

Panen Lestari dan Target Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045

Panen Lestari merupakan program pendukung suksesnya target nasional menuju lumbung pangan dunia pada tahun 2045 dan direkomendasikan untuk diaplikasikan pada setiap kecamatan di Indonesia. Hal ini bertujuan agar kegiatan program tersebut bisa dikelola dengan lebih fokus dan masyarakat tidak terlalu jauh untuk berkegiatan di lokasi Panen Lestari.  

Maka dari itu, diperlukan kontribusi dari masyarakat sekitar (bisa dari ibu-ibu PKK), pemerintah (juga RW dan RT) maupun pihak swasta untuk membuat dan mengontrol kebijakan agar menunjang efektivitas program Panen Lestari. Mahasiswa yang mempelajari bidang pertanian pun dapat ikut andil untuk mengaplikasikan ilmunya agar bermanfaat untuk masyarakat tanah air, serta investor atau pengelola keuangan kecamatan untuk mendukung pendanaan program ini. 

Penutup

Panen Lestari bertujuan untuk bersinergi dalam mencapai cita-cita besar nasional agar sektor pangan Indonesia menjadi unggul di mata global, melalui program bertani berkelanjutan yang memberi efek perputaran ekonomi sirkular. Melalui konsep pertanian yang modern, berkelanjutan, serta efisien diharapkan dapat menggaet lebih banyak kalangan, terutama generasi muda untuk dapat terjun ke pekerjaan sektor pertanian. 

Tidak hanya bermanfaat untuk stok pangan manusia, harapan dari program ini juga bisa memberi dampak positif terhadap pengelolaan sampah lokal, melestarikan alam, mempererat kebersamaan antar masyarakat, dan berbagi dengan sesama untuk tujuan bersama. Marilah memulai kebaikan dengan langkah kecil, jika tak sendiri, pasti berhasil!

Qisthi Khaera Dayyana
Qisthi Khaera Dayyana
Qisthi Khaera Dayyana

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.