Dark/Light Mode

Dukung Program Prabowo-Gibran, REI Siap Bangun 1 Juta Rumah Pada 2025

Selasa, 30 April 2024 16:36 WIB
Dukung Program Prabowo-Gibran, REI Siap Bangun 1 Juta Rumah Pada 2025

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk membangun 3 juta rumah setiap tahun untuk memperbaiki kualitas kehidupan rakyat Indonesia.

Untuk menyukseskan program tersebut, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menyatakan siap membangun 600 ribu hingga 1 juta rumah pada tahun depan.

“Pengentasan backlog (kekurangan) rumah itu masuk kedalam klaster kesejahteraan, dan program 3 juta rumah menjadi prioritas bagi Pemerintahan Prabowo-Gibran ke depannya. REI sebagai mitra utama Pemerintah di sektor perumahan siap mendukung program tersebut dengan membangun 600 ribu hingga 1 juta rumah mulai tahun depan," ujar Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto kepada wartawan pada HUT REI ke-52 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (27/4/2024).

Dilanjutkan Joko, tahun 2025 REI sudah menyiapkan 600 ribu kavling tanah untuk dibangun perumahan terjangkau (affordable housing).

“Kami sanggup menyediakan 1 juta rumah di seluruh Indonesia, dimana 85 persen adalah rumah tapak untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sisanya hunian vertikal. Kami masih menunggu program pembangunan 3 juta rumah ini sejalan (matching inline) termasuk dengan perbankan,” papar CEO Buana Kassiti Group itu.

Baca juga : NasDem Jamin Tanpa Mahar

Joko menambahkan, target pembangunan rumah sebanyak itu sangat realistis karena dinilai sejalan dengan upaya menuntaskan backlog perumahan yang saat ini telah mencapai lebih dari 12,7 juta unit dan setiap tahunnya terus bertambah.

Jika konsisten dijalankan dan dengan basis data kebutuhan rumah yang akurat, maka pada 2029 angka backlog diyakini akan berkurang drastis dan terkelola dengan baik.

Usaha pengentasan backlog rumah nasional, tegas Joko, tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa yang sudah terbukti tidak efektif.

Pasalnya, setiap tahun terjadi penambahan angka backlog hingga 800 ribu unit akibat adanya kebutuhan rumah dan pernikahan baru.

"Sementara kemampuan membangun pengembang setiap tahunnya hanya 450 ribu hingga 500 ribu unit rumah. Karena itu harus ada usaha yang lebih besar, seperti program pembangunan 3 juta rumah per tahun ini,” ungkapnya.

Baca juga : Dasco: Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran Belum Dimulai

Menurut Joko, pembangunan 1 juta rumah saja membutuhkan investasi sekitar Rp 360 triliun, 32,5 juta tenaga kerja, dan membawa PAD sekitar Rp 114 triliun.

"Bayangkan jika pembangunan dapat ditingkatkan hingga tiga kali lipat, maka sektor perumahan dan properti layak disebut big giant (raksasa) pengungkit ekonomi nasional atau dikenal sebagai propertinomic," tegasnya.

Joko menyatakan persoalan perumahan harus dikelola secara benar dan tepat, karena jika tidak berpotensi menjadi “bom waktu” di suatu waktu nanti.

Terlebih pada tahun 2035, hampir 66 persen penduduk indonesia atau sekitar 304 juta jiwa akan tinggal di perkotaan.

Selain mendukung dibentuknya Kementerian Perkotaan dan Perumahan, REI juga mendorong dilakukannya “rekayasa” pembiayaan perumahan guna menyesuaikan dengan target pembangunan 3 juta rumah.

Baca juga : Prabowo-Gibran Tiba Di Gedung KPU

Di antaranya dengan memperluas likuiditas perumahan yang selama ini hanya dominan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"REI juga memacu penggunaan dana pendampingan seperti dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) atau dana wakaf untuk ditempatkan di bank sebagai dana pendamping agar cost of fund bisa lebih rendah," ujarnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.