Dark/Light Mode

Terbitkan Sukuk Mudharabah Keberlanjutan Tahap I, BSI Incar Dana Hingga Rp 3 Triliun

Rabu, 15 Mei 2024 21:28 WIB
Direktur Utama BSI Hery Gunardi. (Foto: Istimewa)
Direktur Utama BSI Hery Gunardi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menerbitkan instrumen ESG sukuk pertama di Indonesia berupa Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan Tahap I Tahun 2024 senilai Rp 3 triliun.

Penerbitan sukuk tersebut, menjadi bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I, yang secara total BSI menargetkan bisa meraup dana segar hingga Rp 10 triliun.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, di tahap pertama ini, BSI telah mendapatkan izin dari OJK melalui POJK Nomor 18 Tahun 2023 untuk menerbitkan sukuk sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.

“Sustainability Sukuk dalam mata uang rupiah ini ditawarkan dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB), dan diharapkan dapat memberikan kisaran imbal hasil 6,40 persen hingga 7,20 persen untuk jangka waktu 1,2 dan 3 tahun,” jelasnya dalam acara Public Expose Sukuk Mudharabah Keberlanjutan Tahap I Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Hery melanjutkan, penerbitan sukuk dimaksudkan untuk penyaluran dana pembiayaan dalam kategori Kegiatan Usaha Lingkungan Hidup (KUBL) dan Kegiatan Usaha Sosial (KUBS).

Baca juga : MSIG Life Bayarkan Klaim Kesehatan dan Meninggal Dunia Hingga Rp 164 M

BSI berkomitmen tinggi untuk terus terlibat aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan melalui program dan pembiayaan sustainable financing.

Perseroan siap mendorong transisi menuju green economy melalui implementasi instrumen keuangan syariah yang fokus terhadap ESG (environment, social, governance).

“Instrumen ini akan memberikan values berbeda bagi investor yakni memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan,” tegas Hery.

Tak hanya itu, kehadiran Sukuk Sustainability ini merupakan inovasi yang dapat memperkaya instrumen keuangan syariah di Indonesia.

Hery menambahkan, BSI melihat pasar obligasi hijau global dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat dan membaca peluang untuk turut mengembangkan instrumen baru tersebut untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan melalui penerbitan Sukuk Sustainability. 

Baca juga : Kesiapan Bandara AP II Jelang Keberangkatan Jemaah Haji Minggu Dini Hari Ini

“Di dalamnya BSI juga akan mengatur pengelolaan dan penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek serta pengelolaan hasil dan  mekanisme pelaporannya,” jelas Hery.

Ia mengaku bangga, BSI sebagai bank syariah terbesar mempelopori penerbitan sukuk sustainability di Indonesia.

Sukuk Sustainability menggabungkan kegiatan usaha ramah lingkungan dan berwawasan sosial, sehingga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, Sekaligus dapat mendorong pencapaian target kontribusi pembiayaan berkelanjutan yang ditentukan secara nasional.

“Sukuk ESG diharapkan dapat diserap investor institusi dan ritel termasuk kalangan muda termasuk Gen-Z. Instrumen ini dapat dimiliki mulai dari Rp5 juta per unit sehingga terjangkau oleh kaum muda yang baru belajar investasi,’’ katanya. 

Dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per September 2023 menunjukkan saat ini investor pasar modal di Indonesia didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31-40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen.

Baca juga : Netizen Beri Dukungan Dan Sanggahan

Di kesempatan yang sama, Direktur Compliance & Human Capital BSI, Tribuana Tunggadewi menambahkan, penggunaan dana dari sukuk ini dikembalikan pada pembiayaan baru maupun pembiayaan eksisting  berwawasan lingkungan.

“Secara rinci, alokasi untuk KUBL sebesar 30 hingga 50 persen. Kemudian untuk KUBS lebih besar yaitu, sekitar 50 sampai 70 persen. KUBL untuk membiayai proyek-proyek seperti Energi Baru Terbarukan (EBT), sedikit polusi, limbah dan lainnya,” jelas Tribuana.

Per posisi Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 59,19 triliun yang terbagi atas kategori KUBL sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS sebesar Rp 46,62 triliun.

Diketahui, jadwal penerbitan sukuk tersebut meliputi, masa penawaran awal akan dilakukan pada 15 Mei 2024 hingga 30 Mei 2024.

Masa penawaran umum pada 11-12 Juni 2024, dan berakhir pada pencatatan di IDX pada 19 Juni 2024.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.