Dark/Light Mode

UMKM Belum Pulih Dan Ekonomi Global Bergejolak

Restrukturisasi Kredit Jaga Kesehatan Bank

Sabtu, 29 Juni 2024 07:05 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sinyal Pemerintah akan memperpanjang restrukturisasi kredit, mendapat sambutan positif. Kebijakan tersebut dinilai akan menjaga kesehatan perbankan di tengah gejolak ekonomi global.

Kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 resmi berakhir pada 31 Maret 2024. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyarat­kan adanya perpanjangan ke­bijakan tersebut hingga 2025 pada sidang kabinet, Senin (24/6/2024). Tujuannya, dalam rangka mengurangi pencadangan kerugian akibat Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31 Maret 2024, sisa kredit yang restruktur­isasi sebesar Rp 228,03 triliun, menurun jika dibandingkan dengan posisi pada akhir 2023 yang sebesar Rp 265,78 triliun.

Diberikan sejak 2020, peman­faatan stimulus restrukturisasi kredit ini telah mencapai Rp 830,2 triliun yang diberikan kepada 6,68 juta debitur.

Meski begitu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menyoroti, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) industri perbankan mengalami kenaikan dari 2,25 persen pada Maret 2024 menjadi 2,33 persen pada April 2024.

Faktor utama naiknya NPL, lebih disebabkan naiknya NPL Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pasca berakhirnya restrukturisasi pada akhir Maret 2024 dari 3,98 persen men­jadi 4,26 persen pada April 2024.

Baca juga : Hore, Tarif Listrik Nggak Naik

“Tentunya, kondisi ini akan membebani industri perbankan karena harus mencadangkan kerugian penurunan nilai lebih banyak,” ucap Josua kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Josua mengatakan, kenaikan NPL secara umum akan dimiti­gasi oleh perbankan dengan ke­naikan Cadangan Kerugian Penu­runan Nilai (CKPN), agar tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap permodalan bank.

Karena itu ia melihat, per­panjangan restrukturisasi dapat menjaga kondisi kesehatan in­dustri perbankan saat ini.

“UMKM masih belum pu­lih dari pandemi, dan kondisi ketidakpastian ekonomi global masih cukup tinggi,” kata Josua.

Ia menilai, rencana Presiden Jokowi ingin memperpanjang restrukturisasi kredit ini, karena melihat adanya perbaikan kinerja sektor UMKM setelah stimu­lus itu diterapkan.

Kebijakan ini juga diharapkan akan menahan NPL, yang berim­plikasi pada persepsi risiko bank yang tetap manageable.

Baca juga : PAM Jaya Tekor Rp 2,5 T

“Sehingga penyaluran kredit akan tetap produktif dalam men­dorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Josua melanjutkan, kinerja in­dustri perbankan Tanah Air saat ini sebenarnya terpantau cukup baik. Namun masih ada sektor yang menjadi batu sandungan pertumbuhan kinerja industri perbankan, yaitu UMKM.

Jika dilihat lebih rinci, kinerja perbankan yang baik tersebut ditopang oleh korporasi besar dan sektor konsumsi. Sedang­kan UMKM menjadi penahan kinerja sektor perbankan.

Ini terlihat dari pertumbuhan kredit yang naik, dari 12,4 persen pada kuartal I-2024 menjadi 13,09 persen secara year on year (yoy) pada April 2024.

“Tetapi kredit UMKM melam­bat dari 8,12 persen yoy pada April menjadi 7,30 persen yoy pada Mei,” sebutnya.

Untuk itu Josua bilang, kepu­tusan untuk memperpanjang restrukturisasi harus dilakukan dengan hati-hati, dan memper­timbangkan berbagai faktor. Mulai dari kondisi ekonomi, baik dalam maupun luar negeri, kesehatan keuangan bank, serta profil risiko debitur.

Baca juga : Swiss Vs Italia, Alarm Waspada Buat Gli Azzurri

Lantas, bagaimana kesiapan perbankan? Salah satu bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengaku tetap berkomitmen untuk men­dukung sektor UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman bi­lang, sebagai agen pembangu­nan, Bank Mandiri menyambut baik usulan tersebut.

“Kami menunggu petunjuk pelaksanaan maupun aturan yang dikeluarkan oleh regulator, dalam hal ini OJK,” ucap Ali ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.