Dark/Light Mode

Genjot Hilirisasi Hasil Riset, AII Kawal 16 Invensi Grant Riset Sawit BPDPKS

Rabu, 3 Juli 2024 10:35 WIB
Gelaran valuasi dan hilirisasi hasil riset program Grant Riset Sawit (GRS). (Foto: Istimewa)
Gelaran valuasi dan hilirisasi hasil riset program Grant Riset Sawit (GRS). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Inventor Indonesia (AII) kembali dipercaya Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk melakukan valuasi dan hilirisasi hasil riset program Grant Riset Sawit (GRS) 2021-2023.

Dari 24 invensi yang divaluasi tahun ini, ada 16 invensi yang dinyatakan lolos, karena memiliki kesiapan teknologi dan bernilai ekonomi tinggi.

"Hasil invensi yang lolos ini, akan kami kawal hingga mendapatkan industri yang potensial," kata Ketua Umum AII, Prof Ir Didiek Hadjar Goenadi kepada media di Jakarta, Selasa (2/7/24).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto dan Sekretaris Jenderal AII, Prof Jonbi.

Didiek menjelaskan, 16 invensi yang lolos seleksi akan dipresentasikan ke industri pada Agustus mendatang.

Lewat kegiatan itu, diharapkan terjadi kesepakatan untuk hilirisasi hasil invensi yang membutuhkan komitmen bersama untuk pengembangan produk hingga siap dijual.

Baca juga : Genjot Hilirisasi Rumput Laut, Kemenperin Gelar Business Matching

Meski potensi ekonomi terlihat, lanjut Didiek, industri tidak otomatis tertarik hingga diperoleh kepastian produk tersebut bernilai jual tinggi.

Didiek mengungkapkan pengalaman AII dalam melakukan valuasi hasil invensi pada GRS periode I (2015-2019) dan periode II (2019-2021). Dari total 14 invensi yang layak untuk hilirisasi, baru 9 invensi yang dilirik industri.

"Sisa invensi lainnya masih terus kita promosikan ke kalangan industri," tuturnya.

Pernyataan senada dikemukakan Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim. Pihaknya mendukung dilakukan riset, karena hal itu menjadi pondasi industri kelapa sawit di masa depan.

"Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan strategis nasional butuh penelitian dan pengembangan riset, baik yang berdampak langsung untuk industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan," ujarnya.

Hal itu menjadi penting, lanjut Zaid, karena sektor industri sawit memberi sumbangan yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia.

Baca juga : BSI Genjot Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah Di IKN

Ekspor CPO dan produk-produk turunannya mencapai 21,4 miliar dollar atau rata-rata 14,19 persen per tahun dari total ekspor non migas.

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia menargetkan produksi lebih dari 50 juta ton minyak sawit pada 2025.

Hal itu memberi lebih banyak pasokan untuk industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbasis minyak sawit, selain kebutuhan biodiesel untuk domestik dan ekspor.

Upaya penelitian, lanjut Zaid, tak hanya melibatkan AII tapi juga perguruan lain di Indonesia. Termasuk mahasiswa lebih beragam kompetisi penelitian soal kelapa sawit.

"Sejak 2015, BPDPKS telah mendanai 346 kontrak perjanjian kerja sama dengan 88 lembaga litbang yang melibatkan 1212 peneliti dan 383 mahasiswa," tutur Zaid.

Publikasi ilmiah dari hasil riset telah dilakukan, baik melalui jurnal nasional maupun internasional, penulisan buku dan registrasi paten untuk melindungi HaKI.

Baca juga : SPBE Andal, Indonesia Maju

Publikasi ilmiah berjumlah 243 jurnal, ada 50 paten serta 8 buku yang dicetak.

"Semua hasil riset itu kami integrasikan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dapat diakses masyarakat umum. Saya harap jumlah publikasi ilmiah akan terus meningkat sebagai wujud dari upaya diseminasi hasil litbang kelapa sawit," ujarnya.

Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto menyebut, dana riset yang dialokasikan BPDPKS terus ditingkatkan setiap tahunnya.

Pada 2022 dialokasikan sebesar Rp118 miliar, bertambah menjadi Rp122 miliar pada 2023 dan Rp137 miliar pada 2024.

"Tahun depan, rencananya dana riset ditingkatkan hingga Rp167 miliar. Peningkatan dana tersebut menunjukkan komitmen BPDPKS untuk pengembangan industri sawit di Tanah Air," ujarnya.

Kabul mengajak para pihak untuk lebih gencar lagi dalam menyosialisasikan hasil riset sawit yang memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.