Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gandeng ICT Watch & WhatsApp

Kemenkominfo Genjot Literasi Digital

Selasa, 19 November 2019 12:40 WIB
Ilustrasi. (Ist)
Ilustrasi. (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng ICT Watch dan WhatsApp untuk menggenjot literasi digital. Saat ini, masih banyak pengguna internet yang belum terpapar literasi digital mengenai perlindungan privasi dan data.

Sekjen Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, selain bermanfaat, internet juga memberikan dampak negatif ke penggunanya. Misalnya, tersebarnya hoaks dan mi sinformasi serta potensi penipuan data pri badi pengguna.

“Pemerintah perlu memberi literasi ke masyarakat agar tidak pernah memberikan data-data pribadi ke siapapun,” ujar Niken saat Peluncuran Program Literasi dan Keamanan Digital di Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan, pemerintah perlu berkolaborasi dengan dunia bisnis dan lembaga swadaya masyarakat untuk meningkatkan literasi digital. “Karena itu kami mengajak ICT Watch dan Whats app,” ungkapnya.

Niken menambahkan, data kini menjadi hal yang sangat penting sehingga perlu dilindungi. Untuk itu, Kemenkominfo tengah mempersiapkan kelahiran UU Perlindungan Data Pribadi yang diharapkan bisa diberikan ke DPR pada akhir 2019 atau awal 2020.

Baca juga : Angkasa Pura I Genjot Kontribusi Di Industri Kebandarudaraan

“Kemenkominfo juga mengeluarkan Permenkominfo 20/2016 tentang perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik dan mendorong PP 71/2019 tentang Penyelenggara Sistem Transaksi Elektronik,” kata Niken.

Plt Direktur Eksekutif ICT Watch Widuri mengatakan, program literasi ini menyasar 1.800 peserta dalam rangkaian seminar dan workshop di 5 kota di Indonesia. Kelima kota tersebut adalah Cianjur, Aceh, Samarinda, Kupang dan Jakarta.

Widuri mengatakan, di Jakarta pelatihan dilakukan di 15 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Pesertanya, dari kalangan orang tua, ibu-ibu, dan lain-lain. Nantinya pada 2020, diharapkan program ini bisa menjangkau lebih banyak pihak dan wilayah lainnya.

Harapannya dengan program ini, lebih banyak masyarakat memiliki kapasitas mengenai privasi. “Privasi di internet dan data pribadi perlu dilindungi, ada masukan dan langkah awal yang kami lakukan. Misalnya bersama WhatsApp, kami gelar literasi agar orang lebih sadar mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dibagikan,” tutur Widuri.

Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy mengatakan, WhatsApp memang fokus melakukan program literasi untuk pengguna di Indonesia. Hal ini tak terlepas dari jumlah pengguna WhatsApp yang cukup banyak di Indonesia.

“WhatsApp 90 persen dipakai untuk komunikasi pribadi, sangat sedikit yang dipakai untuk obrolan grup. Oleh karenanya, kami fokus melakukan edukasi privasi pengguna. Kami juga fokus bermitra dengan mitra lokal, salah satunya dengan ICT Watch,” kata Deevy.

Dia menambahkan, selain mem perbarui tools privasi di plat form, edukasi pengguna merupakan hal yang penting dilakukan. “Kami targetkan ke komunitas-komunitas di Indonesia, termasuk juga anak-anak muda,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.