Dark/Light Mode

Soroti Penyebab Polusi Udara Jakarta

Luhut: PLTU Suralaya Bakal Disuntik Mati

Kamis, 15 Agustus 2024 07:05 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah bakal menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Langkah ini dilakukan untuk mengurangi karbondioksida (CO2) yang menjadi penyebab polusi udara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, salah satu PLTU yang bakal ditutup, yaitu PLTU Suralaya.

“Sudah lebih dari 40 tahun menimbulkan banyak polusi,” kata Luhut di Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Baca juga : BUMN Dan Anak Usaha Didorong Agresif IPO

Luhut berharap, langkah tersebut mampu mengurangi polusi udara di Jakarta. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong ekosistem kendaraan listrik, hingga kebijakan ganjil genap.

Luhut menjelaskan dampak polusi udara terhadap kesehatan, yang pada akhirnya membebani keuangan negara. Akibat kualitas udara buruk, menimbulkan penyakit gangguan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Setiap tahun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggelontorkan anggaran Rp 38 triliun untuk mengobati masyarakat yang terkena ISPA.

Baca juga : Kualitas Pendidikannya Jangan Kaleng-kaleng

“Ada yang melalui BPJS Kesehatan, ada juga yang melalui pengeluaran sendiri untuk kesehatan. Karena akibat udara yang 170 sampai 200 indeks ini, banyak yang sakit ISPA,” bebernya.

Luhut sempat memamerkan air quality index atau indeks kualitas udara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada pada level 6. Menurutnya, hal ini jauh lebih baik dibanding Singapura yang berada di level 24.

“Kalau ada yang keberatan dengan pengurangan polusi udara, rasain aja sendiri akibatnya, kami nggak mau,” tegasnya.

Baca juga : Morata Siap Antarkan Milan Raih Scudetto

Dengan menutup PLTU Suralaya, harapannya kualitas udara Jakarta bisa turun ke bawah level 100. Kendati begitu, hal ini juga harus diiringi dengan kebijakan lain, seperti penyediaan transportasi massal berbasis listrik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.