Dark/Light Mode

EWS Cabe dan Bawang Merah Nasional: Januari-Maret 2020 Aman

Selasa, 7 Januari 2020 15:20 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Anton Prihasto (bertopi biru) saat memantau pasokan cabai di beberapa sentra kawasan cabe. (Foto: Humas Kementan)
Dirjen Hortikultura Kementan Anton Prihasto (bertopi biru) saat memantau pasokan cabai di beberapa sentra kawasan cabe. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo berulangkali menegaskan komitmen dirinya untuk membangun pertanian berbasis teknologi informasi yang kuat yang memiliki instrumen. Hal ini untuk membangun pertanian melalui pendekatan digital sekaligus membawa pertanian Indonesia ke arah pertanian 4.0.        

Sejalan dengan komitmen yang dibangun tersebut, Ditjen Hortikultura mengembangkan instrumen yang mampu memprediksi ketersediaan dan harga selama tiga bulan ke depan yang dikenal dengan Early Warning System  (EWS). Sistem tersebut mampu menjadi alat peringatan dini atas kejadian yang dapat terjadi beberapa bulan ke depan khususnya cabe dan bawang merah. EWS ini diperlukan sebagai dasar kebijakan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah antisipasi dan juga mitigasi risiko.     

Hal ini kembali ditegaskan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat dikonfirmasi mengenai antisipasi pemerintah menjaga stock cabe dan bawang merah di tengah musim hujan ini. "EWS ini diakui telah bekerja sangat baik terutama menjelang Nataru (Natal dan Tahun Baru) lalu di mana stock bawang merah nasional bulan November-Desember diprediksi turun serta harga cenderung naik. Kami sudah mengetahuinya sejak September lalu," ujar Anton, Selasa (7/1).        

Baca juga : EWS Berfungsi, Stok Bawang Merah Jelang Nataru Terkendali

Anton menambahkan, pemerintah telah mewaspadai kecenderungan ini sehingga tindakan preventif seperti pertambahan luas tanam di sentra utama terus dilakukan. "Hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Nataru tanpa gejolak harga yang berarti," ungkapnya, senang.         

Memasuki musim penghujan yang mundur di awal 2020, peemerintah pun kembali memantau EWS cabe dan bawang merah periode Januari sampai Maret untuk pemenuhan kebutuhan non substitusi 267 juta penduduk Indonesia.        

Berdasarkan data EWS diketahui kebutuhan nasional cabe Januari-Maret 2020 diperkirakan mencapai 338.542 ton. Sedangkan produksi bawang merah diperkirakan mencapai 350.967 ton. 

Baca juga : BKS Mau Kandangin Bus Yang Nggak Layak Jalan

Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman, menerangkan, jika ditambah dengan stock akhir Desember 2019 dalam bentuk konde kering panen sebesar 170.669 ton, maka neraca kumulatif ketersediaan bawang merah nasional yaitu 206.777 ton pada Januari, 206.375 ton pada Februari, dan 183.094 ton pada Maret.        

"Ketersediaan bawang merah Nasional dipastikan surplus dan aman," jelas Karman, panggilan akrabnya. Dirinya menyebutkan bawang merah nasional ditopang tiga provinsi utama yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan serta di dukung ketersediaan dari Jawa Barat dan NTB.    

Karman juga menyebutkan untuk memenuhi kebutuhan bawang merah masyarakat Jabodetabek yang mencapai 28 juta orang dengan total konsumsi Januari-Maret 2020 sebesar 41.351 ton dapat dipenuhi dari 16 sentra utama dengan total produksi 223.711 ton. 

Baca juga : PMI Gelar Musyawarah Nasional ke XXI di Jakarta

"Sentra pemasok yang dimaksud antara lain Bandung, Garut, Cirebon, Majalengka, Grobogan, Pati, Demak, Temanggung, Brebes, Kulonprogo, Malang, Probolinggo, Nganjuk, Pamekasan, Lombok Timur dan Bima," rincinya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.