Dark/Light Mode

Bandara Soedirman: Gunung Slamet dan Sungai Serayu Warnai Desain Terminal, Konstruksi Sisi Udara Lampaui Target

Jumat, 7 Februari 2020 14:13 WIB
Desain Bandara Jenderal Besar Soedirman (Foto: Dok, Angkasa Pura II)
Desain Bandara Jenderal Besar Soedirman (Foto: Dok, Angkasa Pura II)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, berjalan lancar dan melampaui target. Progres terbaru, konsep desain terminal penumpang pesawat telah disetujui dalam rapat antara President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud J.B. Soedirman Letkol Pnb Ari Sulanjana. 

Rapat digelar pada Kamis, (6/2) di Semarang. “Secara umum, Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Purbalingga telah sepakat dengan desain yang diusulkan PT Angkasa Pura II karena mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah,” ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (7/2). 

Konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu. “Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta.”

Bandara Jenderal Besar Soedirman akan membuka akses transportasi udara bagi Barlingmascakeb, yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. 

Baca juga : BKS Ajak Seniman Dunia Pamerkan Karyanya Di Terminal III Soetta

“Di gedung terminal penumpang, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah. Sementara itu Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan. Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meet Geometric,” ungkap Muhammad Awaluddin. 

Terminal juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga. Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket. 

“Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya,” ujar Muhammad Awaluddin. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, desain terminal sudah mengedepankan kearifan dan budaya lokal. "Kami harapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman akan menjadi kebanggaan baru dan mendukung pereknomian di Jawa Tengah," ujarnya.

Baca juga : Mantap, Lapangan Migas Pertamina Banyak Yang Lampaui Target Produksi

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menuturkan kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah dinantikan sejak lama. "Masyarakat Purbalingga dan eks Karesidenan Banyumas sudah menantikan beroperasinya bandara ini," ujarnya.

Total, terminal penumpang memiliki luas 1.353 meter persegi, terdiri dari lobby keberangkatanm baggage pick up dan breakdown, commercial zone, office zone, musholla, toilet, boarding lounge, area security check point, baggage claim, dan service zone. Adapun kapasitas terminal dapat menampung sekitar 200.000 penumpang pesawat setiap tahunnya. 

Pembangunan Sisi Udara

Progres pembangunan sisi udara saat ini melampaui target. Per 2 Februari 2020, konstruksi ditargetkan mencapai 21,67 persen, namun ternyata realisasi saat ini justru lebih tinggi yakni hingga 44,85 persen. 

Baca juga : Ari Askhara, Pikri Ilham, dan Juliandra Mundur Dari Dewan Komisaris Sriwijaya Air

Pembangunan di sisi udara itu adalah proyek runway berukuran 1.600 x 30 meter (progres konstruksi 52,73 persen), lalu apron domestik berukuran 69x103 meter dan taxiway berukuran 25x110 meter (progres 39,42 persen), serta apron dan taxiway TNI AU (progres 44,23 persen).

Muhammad Awaluddin, mengatakan PT Angkasa Pura II memang mempercepat pembangunan runway untuk melayani pesawat ATR 72 dan sejenisnya agar bandara sudah bisa digunakan untuk melayani penumpang pada periode Angkutan Lebaran 2020. “Runway akan selesai supaya Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa beroperasi secara terbatas untuk Angkutan Lebaran 2020, dengan  memanfaatkan gedung terminal Landasan Udara yang saat ini sudah ada.”

Guna memastikan operasional terbatas berjalan lancar, maka para stakeholder berencana menggelar focus group discussion (FGD) guna mendapat berbagai masukan. FGD rencananya digelar awal Maret 2020 dengan menghadirkan para pemangku kepentingan yaitu Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandara, Pemerintah Provinsi, Pemda setempat, maskapai, pihak groundhandling, travel agent dan lain sebagainya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.