Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Triwulan IV 2019

Neraca Pembayaran Indonesia Surplus, Optimisme Terhadap Perekonomian Domestik Terjaga

Senin, 10 Februari 2020 11:11 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2019 mencatat surplus, sehingga mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko melalui keterangan resminya, Senin (10/2). 

Dijelaskan, NPI pada triwulan IV 2019 mencatat surplus 4,3 miliar dolar AS. Angka ini membaik dibanding triwulan sebelumnya, yang mengalami defisit 46 juta dolar AS.

"Surplus NPI ini, terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat, serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali," ujar Onny.

Perkembangan ini membuat posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2019 tembus ke angka 129,2 miliar dolar AS. Meningkat dari 124,3 miliar dolar AS pada akhir September 2019.

Onny menjelaskan, losisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.

"Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2019 yang meningkat, mencerminkan optimisme terhadap prospek perekonomian domestik," tutur Onny.

Baca juga : Erick Sempat Berpikir Undang Kobe Bryant ke Indonesia, Tapi Ternyata, Kepergiannya Begitu Cepat...

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar 12,4 miliar dolar AS. Atau lebih tinggi dari surplus pada triwulan sebelumnya, yang hanya 7,4 miliar dolar AS.

Besarnya surplus tersebut terutama didorong oleh tingginya arus masuk investasi portofolio, yang bersumber dari penerbitan obligasi global. Baik pemerintah maupun korporasi.

Selain itu, investasi lainnya juga mencatat surplus. Sejalan dengan adanya penarikan simpanan bank di luar negeri oleh pelaku usaha domestik, dan bertambahnya penempatan dana nonresiden di bank dalam negeri.

Hal tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik.

Dalam keterangan tersebut, Onny juga melaporkan, defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2019 tetap aman terkendali. Sehingga, turut menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar 8,1 miliar dolar AS (2,84 persen dari PDB). Ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.

Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas, terutama dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat.

Baca juga : Alumni Program Persahabatan Indonesia-Jepang Harus Perkuat Jaringan Kemitraan

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat, sejalan dengan naiknya impor minyak, untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun.

Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2019 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat. NPI tahun 2019 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS. Membaik dari tahun sebelumnya, yang mengalami defisit 7,1 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik. Serta surplus transaksi modal dan finansial, yang meningkat signifikan.

Defisit neraca transaksi berjalan pada 2019 tercatat sebesar 30,4 miliar dolar AS atau 2,72 persen dari PDB. Angka ini membaik dibanding defisit pada tahun sebelumnya, sebesar 2,94 persen dari PDB.

Onny menerangkan, perkembangan itu terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang yang mencatat surplus. Berbeda dengan tahun sebelumnya, yang mengalami defisit.

Neraca perdagangan barang yang mencatat surplus, dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Serta defisit neraca perdagangan migas yang menurun.

Hal tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak, sejalan dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20.

Baca juga : Dunia Penerbangan Indonesia Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

"Kinerja NPI yang membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan, menjadi sebesar 36,3 miliar dolar AS dari 25,2 miliar dolar AS pada 2018. Ditopang oleh aliran masuk modal berjangka panjang, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global," papar Onny.

Ke depan, lanjutnya, kinerja NPI diprediksi akan tetap baik. Sehingga dapat menopang ketahanan sektor eksternal.

Prospek NPI tersebut didukung defisit transaksi berjalan tahun 2020, yang diprediksi tetap terkendali dalam kisaran 2,5-3,0 persen PDB.

Prospek aliran masuk modal asing diperkirakan juga akan tetap besar. Didorong persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan, guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Serta senantiasa memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, demi meningkatkan ketahanan sektor eksternal. Termasuk, mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA)," pungkas Onny. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.