Dark/Light Mode

Dongkrak Pendapatan Negara, Indonesia Optimalkan Kerja Sama Ekonomi Digital Dengan China

Rabu, 15 Mei 2019 14:29 WIB
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun di sela acara ASEAN-China Media Cooperation Forum 2019 di Hotel Grand Millenium, Beijing, China, Rabu (15/5). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka)
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun di sela acara ASEAN-China Media Cooperation Forum 2019 di Hotel Grand Millenium, Beijing, China, Rabu (15/5). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam konteks hubungan bilateral dengan China, optimalisasi platform ekonomi digital dan e-commerce adalah hal yang mutlak dilakukan, jika kita ingin mendongkrak pendapatan negara dan meningkatkan lapangan kerja.

Apalagi, tahun 2040, Indonesia pasang target menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dan 5 Besar Dunia.

Baca juga : Wow, Garuda Jualan Koper GPS Sampai Smart Band Umrah

Hal itu disampaikan Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun, dalam obrolan singkatnya dengan wartawan Rakyat Merdeka Firsty Hestyarini dan Mellani Eka Mahayana di sela acara ASEAN-Media Cooperation Forum di Beijing, China, Selasa (14/5).

"Untuk leap frogging hubungan dengan China, kita memang harus memanfaatkan platform bisnis tersebut, supaya bisa ekspor lebih. Saya kasih contoh, di Indonesia itu kan ada 3 startup unicorn (Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia), dan 1 startup decacorn (Gojek). Sekarang, nilai valuasi Gojek sudah melebihi 12 miliar dolar AS. Bukalapak dan Tokopedia masing-masing sekitar 8 miliar dolar AS. Sedangkan Traveloka, sekitar 3-4 miliar dolar AS. Padahal, 4 tahun lalu, mereka not even 1 miliar dolar AS. Jadi, dalam waktu singkat valuasinya melompat jauh," papar Dubes Djauhari.

Baca juga : Dongkrak Pendapatan Negara, Holding Industri Pertambangan Terus Genjot Hilirisasi

Ia menambahkan, seandainya Indonesia bisa menambah 5 unicorn lagi, maka Produk Domestik Brutto (PDB) kita diyakini akan meningkat pesat dan lapangan kerja naik signifikan.

Setidaknya, ada dua platform bisnis China yang masuk ke pasar Indonesia. Yang pertama, JD.com yang merupakan salah satu toko online terbesar di China dalam jumlah transaksi. Bekerja sama dengan partner Indonesia, Provident Capital, rival terbesar Alibaba itu membuka e-commerce yang beroperasi di Jakarta, JD.id pada Maret 2016.

Baca juga : Gelar Buka Puasa Di Ponpes Luhur al-Tsafaqah

Selain itu, raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding Limited, juga meluncurkan Paviliun Indonesia melalui platform Tmall Global pada November tahun lalu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.