Dark/Light Mode

Indonesia Disebut Bakal Nambah Utang 2 Miliar Dolar AS Berbunga 11,625%

Rizal Ramli Terbukti Ngawur

Selasa, 29 Januari 2019 14:27 WIB
Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli. (Foto: istimewa)
Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli. (Foto: istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli kembali bikin blunder. Pada Senin (28/1) pukul 11.24 WIB, Rizal mencuit melalui akun Twitter-nya, @RamliRizal.

Dia menyebut, Indonesia bakal nambah utang 2 miliar dolar AS dengan imbal hasil sangat tinggi, sebesar 11,625 persen.

Indonesia akan ngutang lagi $ 2 milyar dgn yield 11,625 persen, issued 4 Maret 2019. Yield tertinggi di kawasan, padahal Vietnam keluarkan surat utang hanya dgn yield 5%. Penguatan Rupiah didukung oleh peningkatan pinjaman dgn bunga super tinggi!! Kreditor pesta pora, rakyat semakin terbebani. Menkeu semakin ngawur,” begitu cuitnya, yang merujuk pada salah satu link luar negeri.

Baca juga : Mandiri Gelontorkan Rp 200 M Ke Pelapak Bukalapak

Tak lama, banyak media yang menyambar cuitan tersebut. Beberapa di antaranya bahkan langsung memberitakan cuitan tersebut.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti juga banyak menerima pesan WA terkait hal tersebut.

Untuk meluruskan informasi, Nufransa pun berdiskusi dengan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko beserta tim.

Baca juga : Dioperasikan, Double Track antara Stasiun Kroya-Randegan-Kebasen

Dari hasil diskusi, diperoleh kesimpulan bahwa utang pemerintah yang dimaksud adalah bonds (surat utang) dalam dolar AS, yang diterbitkan pada tahun 2009, saat terjadinya krisis keuangan. Sehingga, imbal hasilnya 11,625 persen. Surat tersebut akan berakhir dan jatuh tempo pada Maret 2019.

“Jadi, sesungguhnya tidak ada penerbitan utang baru, seperti yang dikatakan Pak Rizal Ramli. Kesalahan besar lainnya adalah ketika disebutkan, akan diberikan imbal hasil 11,625 persen,” tegas Nufransa dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/1).

Ia menambahkan, saat ini imbal hasil/yield di pasar sekunder untuuk bonds pemerintah dalam dolar AS untuk tenor 10 tahun adalah 4,24 persen. “Jadi, semua yang dinyatakan Pak Rizal Ramli adalah kesalahan dia dalam membaca data. Segera saja kami cuitkan ngawurnya pemahaman tersebut pada pukul 14.05 WIB,” tegas Nufransa.

Baca juga : Rini Dorong Generasi Milenial Makin Kreatif

Tak lama berselang, pada pukul 14.31 WIB, keluar cuitan dari Rizal Ramli. "Mohon maaf terjadi kesalahan. Yield 11,625% adalah surat utang lama RI. Bukan rencana surat utang baru,” demikian bunyinya.

“Akhirnya Pak Rizal Ramli mengakui bahwa pernyataannya menyesatkan. Cuitan dan status FB yang ditulis sebelumnya juga dihapus. Jadi. yang sebenarnya ngawur adalah pernyataan Rizal Ramli. Tapi, yang dituduh Menteri Keuangan, dan juga mengatasnamakan rakyat yang terbebani. Rakyat yang mana?” tanya Nufransa.

Ia menghimbau Rizal Ramli agar membaca secara perlahan-lahan dan memahami dengan bijak, sebelum menyebarkan suatu informasi. Apalagi, yang mengatasnamakan rakyat. “Kami di Kementerian Keuangan Republik Indonesia, senantiasa bekerja secara profesional dalam menjaga keuangan negara,” tandas Nufransa. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.