Dark/Light Mode

Pertama di Indonesia

Penumpang Check in dan Boarding di Bandara Banyuwangi, Kini Pakai Teknologi Canggih Facial Recognition

Minggu, 23 Februari 2020 12:25 WIB
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (tengah) memperkenalkan mesin teknologi pengenalan wajah (biometric facial recognition) di Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Humas AP II)
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (tengah) memperkenalkan mesin teknologi pengenalan wajah (biometric facial recognition) di Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Humas AP II)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai The Leading Indonesia’s Airport Company semakin memperluas implementasi digitalisasi di bandara.

Pada pertengahan Maret 2020, PT Angkasa Pura II mulai menggunakan teknologi pengenalan wajah (biometric facial recognition) untuk proses check in dan boarding ke pesawat di Bandara Internasional Banyuwangi.

Bandara yang terletak di ujung Provinsi Jawa Timur itu adalah bandara pertama di Indonesia, yang menggunakan biometric facial recognition untuk otomatisasi alur penumpang (passenger flow).

Presiden Direktur  PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, teknologi ini digunakan untuk seluruh penerbangan di Banyuwangi.

“Setelah menjadi bandara pertama di Tanah Air dengan konsep Eco-green Airport, Bandara Banyuwangi kini juga menjadi yang pertama di Indonesia dalam menerapkan teknologi biometric facial recognition guna lebih menjamin keamanan penerbangan," ujar Awaluddin.

Konsep Eco-green Airport di Bandara Banyuwangi terlihat dari minimalnya penggunaan penyejuk udara (AC), dengan memanfaatkan sirkulasi udara melalui kisi-kisi di dinding terminal penumpang. Serta terhamparnya rumput hijau di atap terminal.

Baca juga : Tahun Depan, Bandara Sultan Syarif Kasim II Bakal Lebih Luas dan Megah

Menurut Awaluddin, perpaduan antara konsep Eco-green dan Smart Airport di Banyuwangi, sangat meningkatkan customer experience dan menciptakan hassle free atau bebas ribet di bandara.

"Banyuwangi memang kami pilih sebagai pilot project dari teknologi biometric facial recognition sebagai otomatisasi passenger flow, sebelum nantinya diimplementasikan di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkap Awaluddin.

Saat ini, Bandara Internasional Banyuwangi menyediakan dua alternatif untuk memproses check in.  Pertama, melalui check in counter. Penumpang yang ingin memasukkan barang bawaan ke bagasi pesawat, harus memilih opsi ini. Barang bawaan tersebut juga diregistrasi secara mandiri oleh penumpang, untuk kemudian dimasukkan ke baggage handling system.

Kedua, menggunakan mesin self check in yang bisa dipilih bagi penumpang pesawat, dengan barang bawaan cukup di kabin pesawat.

Di kedua alternatif tersebut, yaitu pada saat memproses di check in counter dan self check in, setiap penumpang merekam wajah mereka menggunakan alat biometric facial recognition yang tersedia.

Setelah seluruh proses check in selesai, penumpang pesawat lalu menuju boarding lounge untuk menunggu keberangkatan.

Baca juga : Coworking Space Premium APSpace Siap Manjakan Milenial dan Profesional di Bandara Soetta

Ketika waktu boarding atau naik pesawat tiba, penumpang kemudian menuju autogate untuk menempelkan (men-tap) boarding pass, lalu menjalani verifikasi melalui proses biometric facial recognition. Apabila boarding pass dan wajah sesuai dengan data, maka autogate akan terbuka, dan penumpang dipersilakan naik pesawat.

"Dengan biometric facial recognition, maka proses boarding saat ini menggunakan autogate, tanpa adanya personil yang bertugas. Sehingga, personil tersebut bisa bertugas di area lain,” ujar Awaluddin.

Bandara Internasional Banyuwangi disiapkan sebagai proyek percontohan sebagai bandara dengan tren global terkini, Penumpang pesawat atau wisatawan lebih memilih memproses keberangkatan secara mandiri melalui self check in, mobile apps, self baggage drop, dan lain sebagainya.

Bandara yang disiapkan untuk mendukung pertumbuhan pariwisata di Jawa Timur ini dikelola PT Angkasa Pura II mulai 2017.

Sejak itu, pengembangan terus dilakukan seperti implementasi digitalisasi serta pengembangan sisi udara antara lain runway, overlay runway dan perluasan apron.

Pengembangan runway baru saja usai dilakukan, dari sebelumnya berdimensi 2.250 x 30 meter menjadi 2.500 x 45 meter. Hal ini dilakukan supaya bandara bisa mengakomodir lebih banyak lagi jenis pesawat, untuk beroperasi di Banyuwangi.

Baca juga : Keren, AP II Buka Airport Learning Center di Bandara Soetta

Sementara itu, apron diperluas untuk menyediakan sembilan parking stand pesawat, dari sebelumnya hanya tiga.

Saat ini, maskapai yang beroperasi melayani penerbangan dari dan ke Banyuwangi adalah Garuda Indonesia, Citilink, Wings Air, dan Batik Air.

Dalam waktu dekat, rencananya Lion Air akan membuka penerbangan dari Jakarta – Banyuwangi dan sebaliknya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.