Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kopdar di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia
Perempuan Sepuh Ubah Kain Perca jadi Karya Bernilai Tinggi
Rabu, 25 September 2019 20:24 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kreativitas tidak mengenal usia. Di tangan para sepuh, perca atau potongan kain batik sisa jahitan pakaian bisa menjadi karya yang bernilai. Harganya pun lumayan.
Rabu (25/9) siang, puluhan perempuan sepuh usia 50 tahun ke atas tampak sibuk di salah satu sudut Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Mereka tengah memotong kain bermotif bunga warna warni.
Potongan itu ditempel di atas plastik Suspesco dengan lem khusus. Setelah setengah jam merekat kuat lantas dipotong mengikuti motif.
Langkah selanjutnya mereka memanaskan plastik suspesco dengan lilin dan digosok-gosok dengan Burin. Burin ialah kayu seperti pena dengan ujung tumpul berbentuk setengah bola.
Baca juga : Para Srikandi Indonesia Dukung Pembentukan Dewan Pengawas KPK
Tujuan mereka ialah membuat kreasi tiga dimensi dari kain perca untuk hiasan kalung. Sejumlah kalung cantik pun tercipta dari bahan-bahan sederhana ini.
Aktivitas ini dimotori empat perempuan. Yakni: Patricia, Elizabeth, Lily dan Yolanda. Mereka menamakan diri Prelyo. Singkatan dari nama-nama mereka. Masing-masing punya peran unik. Patricia sebagai mentor, Lily sebagai disainer, Elizabeth dan Yolanda memasarkan hasil karya.
Elizabeth mengatakan, aktivitas mereka bermula sekitar enam bulan lalu. Saat itu, Patricia yang berprofesi sebagai penjahit punya banyak potongan kain batik sisa membuat baju. Karena bermotif cantik lantas dia tidak rela membuangnya.
“Lalu terpikirkan bagaimana memanfaatkan kain perca ini sebagai barang yang bermanfaat. Makanya terpikirkan untuk membuat Suspesco Batik,” jelasnya.
Baca juga : Gandeng Peradi, MA Sosialisasi Persidangan e-Court
Dan akhirnya pun mereka berbagi peran. Ada yang bertugas mencari cara untuk melakukannya, mendisainnya dan setelah jadi siapa yang memasarkannya.
Menurutnya, dari seni ini bisa menghasilkan banyak karya. Tapi mereka memilih untuk membuat kalung. Selain tidak membutuhkan banyak material, ternyata hasilnya banyak yang suka.
“Awalnya coba-coba. Tapi kita lihat hasilnya bagus. Banyak yang suka, makanya kita pasarkan lewat instagram,” ungkapnya.
Patricia menambahkan, hasil karyanya laku dijual dari harga Rp 100 ribu-Rp 500 ribu. Tergantung ukurannya. Untuk bunga tiga dimensi tunggal dihargai Rp 100 ribu. “Kalau sudah berupa rangkaian kita jual sampai Rp500 ribu. Lumayan laku karena jualannya mengandalkan mulut ke mulut,” ujarnya.
Baca juga : Gandeng China, Indonesia Dirikan Pabrik Bahan Baku Aktif Obat-obatan Farmasi Terkini
Senior Marketing Manager Alun Alun Indonesia, Nuryati Lagoda, mengatakan pihaknya berencana menjadikan Alun Alun Indonesia di Grand Indonesia sebagai wadah “kopi darat” berbagai komunitas kreatif di Jakarta.
“Hari ini kita membuka kelas Suspesco Batik. Alhamdulillah ada 30 orang yang mendaftar dan datang. Para peserta mendapatkan peralatan untuk memulai kreasi ini. Yakni, perca batik, lem dan kalung. Mereka dilatik untuk membuat kalung yang hasilnya bisa dibawa pulang,” katanya.
Nurhayati mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melestarikan berbagai aktivitas kreatif di Jakarta. Hasil kreasi dari komunitas itu lantas dikurasi. Kreasi yang dinilai berkualitas baik dan memiliki pasar akan ditampung untuk dijual di Alun Alun Indonesia.
“Karya seni di Indonesia itu sangat banyak. Kami berkomitmen untuk melestarikannya. Caranya seperti ini. Mengumpulkan komunitas kreatif dan memasarkan hasilnya,” tutupnya. [MRA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya