Dark/Light Mode

Perang Dagang Belum Kelar Muncul Corona

Ekonomi Dunia Lagi Sulit, Jokowi: Jangan Bekerja Rutinitas, Cari Terobosan

Rabu, 4 Maret 2020 17:53 WIB
Presiden Jokowi memberi arahan pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/3). (Foto: Humas Setkab)
Presiden Jokowi memberi arahan pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/3). (Foto: Humas Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyebut tantangan ekonomi yang dihadapi saat ini sangat tidak mudah. Sebab, masalah yang dihadapi bukan hanya urusan perang dagang, tapi virus corona (COVID-19).

”Perang dagang belum bisa diselesaikan, sekarang muncul virus corona (COVID-19), itu menambah sulitnya ekonomi dunia, sulitnya politik global yang menjadikan tidak menentu,” ujar Jokowi saat memberi arahan pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/3). Turut mendampingi Presiden, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Seskab Pramono Anung, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. 

Menurut Jokowi, dampak semua itu akan dirasakan betul, baik itu dari sisi penurunan aktivitas ekonomi dan melambatnya kinerja di berbagai sektor seperti pariwisata, perdagangan, dan investasi.

“Kita harapkan ini bisa meskipun ada tekanan yang sangat berat seperti ini. Kita harus bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada, tetap fokus bekerja menjaga optimisme, memanfaatkan peluang dan mencari jalan keluar dari setiap titik-titik yang menjadikan kesulitan-kesulitan kita,” jelasnya.

Baca juga : Jokowi: Indonesia Akan Selalu Bersama China

Untuk itu, eks Wali Kota Solo ini menekankan kembali jangan hanya bekerja rutinitas karena saat ini keadaannya tidak normal dan para pelaku usaha seperti KADIN pasti mengerti kesulitannya.

“Sekali lagi, jangan bekerja normal dan rutinitas. Carikan terobosan-terobosan yang sederhana, simpel, tetapi bisa menjadikan kelancaran aktivitas, baik aktivitas ekonomi secara makro, ekspor, maupun impor,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, lanjut Jokowi, kerusakan disrupsi ini sudah mengenai semua seperti supply, demand dan produksi sehingga diperlukan kehati-hatian jangan menganggap hal biasa.

“Urusan impor, tolong ini betul-betul dilihat yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan impor. Jangan lagi ada yang menghambat di situ, karena nanti menyangkut bahan baku industri, hati-hati ini,” Jokowi mengingatkan.

Baca juga : Bukalapak Dorong Ekonomi Digital Di Tangerang Selatan

Dia juga menegaskan, saat ini industri yang ada di China sudah berhenti, padahal supply bahan baku banyak dari sana. Di sana bahan baku sulit, kemudian untuk masuk ke sini dipersulit sehingga perlu hati-hati kebijakan yang berkaitan dengan ini. 

“Saya berikan contoh bahan baku industri garam. Bahan baku industri ini, garam, gula untuk makanan dan minuman. Jangan sampai ada industri yang mengeluh urusan ini. Ini contoh saja, banyak produk lain yang tidak bisa saya sebut satu per satu,” imbuhnya. 

Semua ini persoalan mudah, tetapi yang menjadi sulit karena bekerja secara rutinitas, tidak merespons dan tidak memiliki feeling bahwa sekarang keadaan sulit. 

“Sudah supply-nya sulit, masuk di sini malah dipersulit. Yang saya lihat pertumbuhan yang namanya makanan dan minuman (mamin) itu naik, mestinya kapasitas ini naik dong. Kapasitas supply bahan bakunya. Hitung-hitungannya setiap tahun kita punya toh. Berapa sih kebutuhan garam industri, berapa sih kebutuhan gula industri, ada semuanya,” jelasnya.

Baca juga : Abdurrahman Suhaimi : Kami Terbuka, Tapi Jangan Mendiskreditkan

Sekali lagi, Jokowi kembali mengingatkan hati-hati mengenai ini, jangan sampai dalam situasi demand, supply, dan produksi yang terdisrupsi, malah tidak merespons serta masih menganggap biasa-biasa saja. 

“Yang saya sering marah pada Menteri maupun Dirjen gara-gara hal seperti ini. Tidak hanya di Kementerian Perdagangan, karena ini urusannya juga hanya bukan urusan Menteri Perdagangan,” urai Jokowi.

Pasalnya, mengurus dokumen-dokumen saja, menurut Jokowi, sulit. Misalnya, industri hortikultura urusan anggur, mengurus dokumen saja sangat sulit sekali, juga komoditas-komoditas yang lain, perlu rekomendasi dari sana sini.

“Ini sudah harus hilang sekarang, sudah dalam situasi kayak gini,” tegasnya. [WHY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.