Dark/Light Mode

Menteri Jonan Desak Percepatan Mobil Listrik

Selasa, 13 November 2018 09:55 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan, berpose di depan mobil Nissan full listrik yang sedang melakukan pengisian daya, di Stasiun Pengisian Daya,  di Italia. (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka)
Menteri ESDM Ignasius Jonan, berpose di depan mobil Nissan full listrik yang sedang melakukan pengisian daya, di Stasiun Pengisian Daya, di Italia. (Foto: Kartika Sari/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur PT ABB Sakti Industri Dodon M Ramli dan para petinggi ABB Italy, yaitu Matteo Marini (Chairman of the Board ABB Italy), Paolo Perani (Strategic Business Development Manager) dan Michela Marchetto (Communication Manager Power Grids Southern EUC), mengajak Jonan ke stasiun pengisian daya (charging station) untuk melihat bagaimana proses pengisian baterai mobil. Berdiri langsung di depan mobil Nissan full listrik yang sedang melakukan pengisian daya, Jonan terlihat serius dan antusias.

Menurut Jonan, banyak keunggulan dengan penggunaan mobil listrik. Pertama, mengurangi polusi. “Atau sekurang-kurangnya melokalisir daerah yang tingkat polusinya tinggi, seperti di kota-kota besar di Indonesia,” ujar Jonan. 

Baca juga : Seniman Indonesia Tampil Dalam Pameran Seni Australia

Diakui Jonan, sampai saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia masih menggunakan batubara hampir 56 persen. Namun, pemerintah berupaya mengurangi konsumsi batubara di pembangkit listrik. Hal lain yang mampu mengurangi tingkat polusi adalah kendaraan listrik. 

Kedua, Jonan juga terus mengurangi impor BBM, baik minyak mentah maupun jadi. Saat ini, sumur-sumur di Indonesia rata-rata mampu menghasilkan 800 ribu barel minyak per hari. Diharapkan, dengan berbagai macam dan peningkatan teknologi, produksi minyak bisa mencapai 1 hingga 2 juta barel per hari.

Baca juga : Menteri Airlangga: Aturan Mobil Listrik Terbit Akhir Tahun

“Tapi, kami juga meyakini bahwa pertumbuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan makin tinggi, jika tidak diganti dengan listrik,” tutur eks Menteri Perhubungan itu. 

Ketiga, Jonan mendorong para stakeholders dan regulator di sektor industri, maupun regulator di bidang keuangan baik bea dan perpajakan, untuk mewujudkan terciptanya mobil listrik lebih cepat dari yang ditargetkan.  “Karena dunia sudah bergerak, revolusi industri 4.0 sudah berlari. Makanya, kita juga harus bisa mengembangkan kendaraan listrik secepat mungkin,” pungkasnya. [TIK]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.