Dark/Light Mode

Antisipasi Dampak Corona, Pemerintah Jangan Tebang Pilih Kasih Insentif

Jumat, 3 April 2020 21:02 WIB
Deputi Kadin Indonesia, Nofel Saleh Hilabi. (Foto: ist)
Deputi Kadin Indonesia, Nofel Saleh Hilabi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalangan dunia usaha meminta pemerintah tidak tebang pilih memberikan insentif kepada masyarakat. Karena seluruh elemen terkena imbas dari pandemi corona, baik yang miskin hingga si kaya. Saran pengusaha, jika perekonomian ingin bergairah, pemerintah harus pake gaya corona juga yang tidak pandang bulu menginfeksi si korban.

"Jika ekonomi mau membaik di tengah badai corona, pemerintah harus pakai gaya virus corona itu sendiri, yang tidak tebang pilih. Dari yang miskin sampai yang kaya. Nggak,  pandang jabatan. Nggak pilih kasih," tutur Deputi Kadin Indonesia Nofel Saleh Hilabi kepada wartawan di Jakarta.

Nofel mencontohkan, pembagian token listrik gratis bagi pelanggan prabayar golongan 450 Volt Ampere (VA) dan golongan subisidi 900 VA. Padahal dengan pandemi ini, seluruh golongan pelanggan listrik kena imbasnya. Sehingga perlu juga digratiskan.

Baca juga : Antisipasi Dampak Corona Ke Koperasi Dan UMKM, Ini 8 Jurus Menteri Teten

Menurut dia, dengan kondisi seperti ini yang paling terdampak adalah pelaku usaha menengah ke atas. Di tengah kelesuan ekonomi, pemerintah meminta para pekerja kerja dari rumah (work from home). Gaji pun mengalir. Sementara, pemasukan untuk perusahaan minim. 

"Jika kita dipaksa bayar listrik ataupun abodemen, begitu juga di rumah kita harus bayar listrik lagi. Sedangkan pemasukan nggak cukup. Seharusnya listrik digratiskan, karena ini salah satu kebutuhan dasar masyarakat luas tanpa tebang pilih, antara si miskin dan si kaya. Seperti corona yang tidak tebang pilih. Jadi pemerintah harus hadir di sini untuk takyatnya," saran Nofel.

Bukan cuma listrik. Nofel menyebut gas juga perlu digratiskan bagi masyarakat. Begitu juga dengan gas industri. Sehingga masyarakat bisa anteng di rumah, sementara industri bisa mengolah produk agar jauh lebih kompetitif, dan masyarakat bisa membeli dengan harga murah.

Baca juga : Perangi Corona, Korni Minta Pemerintah Perbanyak Pasokan APD

"Bayangin kalau listrik dan gas masih tetap bayar. Sementara masyarakat nggak ada pemasukan. Pasti mereka akan keluar cari nafkah buat keluarganya. Sementara imbauan pemerintah kan tetap di rumah," ulas Nofel.

Kata dia, pemerintah bisa bercermin dari Malaysia dan Turki. Mengingat kedua negara ini menggratiskan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan begitu, upaya mencegah penyebaran corona secara massif bisa terlaksana dengan baik. 

"Pemerintah harus tanggap seperti pemerintah lain yang menggratiskan. Selain Malaysia dan Australia, ada Turki. Pemerintah Turki bahkan membayarkan utang warganya sementara. Kalau kita cuma dikurangin bunganya dan cicilan. Kalau tetap bayar, gimana bayarnya kan nggak ada pemasukan," pesannya.

Baca juga : Del Piero Minta Dybala Jangan Hengkang dari Juventus

Nofel memprediksi, dampak ekonomi dari pandemi corona baru akan terjadi akhir bulan ini. Karena, hampir sebulan masyarakat tidak ada pemasukan. Untuk beli kebutuhan pokok pun, uangnya dipastikan kurang. "Pengusaha juga dirumahkan. Pengusaha besar dan kecil dirumahkan. Karena nggak ada perputaran ekonomi," pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.