Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penurunan Harga Minyak Dunia Harus Disikapi Dengan Bijak

Minggu, 5 April 2020 21:12 WIB
Sofyano Zakaria. (Foto: ist)
Sofyano Zakaria. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga minyak dunia terus turun. Namun, tak ada yang bisa jamin harganya tetap turun. Karena itu penurunan harga minyak tidak bisa selalu dibarengi dengan penyesuaian harga BBM.

Pengamat energi, Sofyano Zakaria mengatakan, harga minyak dunia sewaktu-waktu bisa naik. Misalnya hanya dengan komunikasi antara pemimpin Amerika, Arab Saudi dan Rusia. Karena itu, penurunan harga minyak harus disikapi dengan bijak

Baca juga : Mulai Hari Ini, Tagihan dan Diskon Listrik Dibebaskan Bertahap

“Tidak ada yang bisa menjamin harga minyak akan bertahan lama diangka 30 dolar AS per barrel. Ini bisa merepotkan negara manapun yang tak terbiasa menentukan harga minyak dalam negeri mereka berdasarkan harga pasar dunia,” ujarnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, Minggu (5/4).

Buat Indonesia yang pengadaan minyaknya terikat pembelian secara berkala dengan pemasoknya, ini membuat harga BBM tidak serta merta turun ketika harga minyak dunia turun. Menurut dia, BBM yang tersedia saat ini adalah BBM yang dibeli sejak 2 atau 3 bulan yang lalu.

Baca juga : Yang Nimbun APD dan Antiseptik Harus Disanksi Berat

“Jika dipaksa harus turun maka ini bisa membuat rugi Pertamina. Publik harus memahami hal ini karena BBM yang beredar saat ini bukanlah dibeli Pertamina pada hari ini juga,” lanjutnya.

Terkait harga minyak dunia yang fluktuatif, pemerintah perlu memahami psikologis konsumen. Menurut dia, masyarakat belum memahami benar ketika harga BBM naik maka tidak otomatis bisa menerima kenaikan harga. Ini bisa merepotkan pemerintah, karena itu pemerintah dan Pertamina harus bijak menyikapi hal ini.

Baca juga : Komisi VII DPR Minta Harga BBM dan Tarif Listrik Diturunkan

“Sebaiknya pemerintah mengambil kebijakan bahwa selisih harga yang dihasilkan akibat penurunan itu, disimpan sebagai cadangan. Jadi ketika harga naik bisa menahan harga BBM naik,” katanya.

Tetapi terhadap harga BBM untuk industri seperti solar, maka Pertamina tentunya harus menyesuaikan harga jualnya karena selama ini harga industri selalu dikoreksi per setiap tanggal 1 dan tanggal 15 pada setiap bulannya. “Tanpa mengoreksi ini, Pertamina bisa kekurangan pembelinya yang beralih ke badan usaha swasta lain yang berbisnis BBM industri dan marines dengan harga pasar dan ini malah merugikan pertamina sendiri,” tutup Sofyano. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.