Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ada Wabah Corona

Banyak Gedung Sepi, Pengendalian Hama Jangan Sampai Berhenti

Kamis, 9 April 2020 20:46 WIB
Ada Wabah Corona Banyak Gedung Sepi, Pengendalian Hama Jangan Sampai Berhenti

RM.id  Rakyat Merdeka - Merebaknya virus corona (Covid-19) mengakibatkan sejumlah gedung hotel, restaurant dan cafe (Horeca) mengalami penurunan pendapatan yang parah.

Belakangan mulai banyak gedung yang sepi sampai ada yang merugi hingga menutup gedung.

Bahkan Horeca ikut melakukan efesiensi termasuk menghentikan kegiatan pengendalian hama atau pest control.

Ketua Bidang Diklat Litbang Usaha Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI), Ida Rosyidah menilai kegiatan pengendalian hama jika dihentikan bisa berdampak buruk bagi bangunan.

Dia mengingatkan agar pest control jangan sampai berhenti. "Adanya pengurangan ataupun pemberhentian kegiatan pest control (pengendalian hama) menimbulkan lonjakan populasi hama seperti tikus, lipas/kecoa, nyamuk, semut dan serangga hama permukiman lainnya," kata Ida dalam keterangan pers, Kamis (9/4).

Baca juga : Cegah Corona, Kemenhub Matangkan Aturan Pengendalian Transportasi

Menurutnya, dengan memberhentikan kegiatan pengendalian hama bisa menimbulkan efek negatif. Jika dibiarkan ini akan menimbulkan penyakit seperti DBD, Leptospirosis, Pes, Diare, Chikungunya dan kerugian lainnya.

“Kami sangat menyayangkan hal ini, karena pengendalian hama sama pentingnya dengan penanggulan Covid-19, jadi sebaiknya tidak dikesampingkan. Yang dikhawatirkan itu populasi hama akan terus meningkat dan nantinya menimbulkan masalah baru,” ungkap Ida.

Ditegaskan, pest control merupakan kegiatan yang wajib dilakukan dalam bangunan gedung, untuk memastikan kesehatan dan keandalan bangunan gedung. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung yang merupakan turunan dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi mengakui jika usaha jasa pengendalian hama ikut terdampak wabah Covid-19 karena banyaknya Industri Horeca melakukan efisensi.

Pihaknya berharap agar kegiatan pest control di Industri Hotel, Restauran dan Cafe dapat tetap berjalan agar tidak terjadi lonjakan populasi hama, walaupun dilakukan secara minimal dengan upaya pengendalian maksimal.

Baca juga : Menggembirakan, Kalau Yang Sembuh Salip Yang Meninggal

“Dampak perekonomiannya sudah besar, tapi jangan sampai nanti dampak kesehatannya menjadi lebih besar jika adanya penghentian pest control,” ungkap Boyke.

Boyke menuturkan, selama ini kegiatan pengendalian hama sudah dilakukan hampir disemua sektor swasta, karena berkaitan dengan regulasi yang mengharuskan dilakukannya pest control, disamping juga isu standardisasi, higienitas dan sanitasi.

Di sisi lain, ASPPHAMI selaku pengusaha yang bergerak di bidang pengendalian hama bisa lebih berperan mendukung program Pemerintah dalam memerangi wabah Covid-19.

Jasa pengendalian hama sangat dibutuhkan baik dalam memberikan layanan pencegahan Covid-19 melalui proses desinfektan untuk rumah, kantor, pabrik, pergudangan, rumah sakit dan lain lain.

“Sebagai industri yang mensupport jasa pelayanan kesehatan tentunya kami senantiasa berupaya untuk berkontribusi semaksimal mungkin dengan mengutamakan keamanan, keselamatan dan juga kualitas layanan,” ujarnya.

Baca juga : Banyak Orang Tanpa Gejala, Jangan Lupa Pakai Masker Kalau Keluar Rumah

Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) Institut Pertaninan Bogor (IPB) Upik Kesumawati, menjelaskan, tanpa kegiatan pengendalian hama/pest control, lonjakan populasi hama diperkirakan bisa berlipat ganda dan secara eksponensial, khususnya nyamuk, lalat, kecoa/lipas dan tikus.

Apalagi selain wabah Covid-19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ikut meningkat di beberapa daerah. Menurut data Kementerian Kesehatan per 7 April 2020 DBD telah mencapai 41.091 kasus dengan 260 diantaranya meninggal dunia.

"Jika tidak dikendalikan, populasi akan meningkat dan dapat menimbulkan masalah baru," kata dia. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.