Dark/Light Mode

Bos BI Yakinkan Ekonomi Melonjak di 2021 Pasca Pandemi Covid-19

Selasa, 28 April 2020 11:15 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (Foto: Khairizal Anwar)
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (Foto: Khairizal Anwar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia selama Semester II 2019 dinilai tetap terjaga. Terutama di tengah berlanjutnya ketidakpastian akibat menurunnya globalisasi, meningkatnya risiko di pasar keuangan global, dan munculnya risiko-risiko baru yang belum dikenal sebelumnya (unknown risks).

Hal tersebut tidak terlepas dari kuatnya ketahanan industri perbankan, terjaganya ketahanan korporasi dan rumah tangga (RT), serta kuatnya sinergi kebijakan antara Bank Indonesia (BI), Pemerintah dan otoritas terkait dalam menjaga momentum pertumbuhan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan, kebijakan makroprudensial BI ke depan akan difokuskan pada upaya menjaga SSK, dengan mengantisipasi potensi peningkatan risiko pada sektor keuangan yang terpengaruh dampak penyebaran Covid-19.

"Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas keuangan terkait juga senantiasa ditingkatkan, baik dalam rangka perumusan bauran kebijakan maupun mitigasi peningkatan risiko di sistem keuangan," ucap Perry di Jakarta, Selasa (28/4).

Baca juga : Ekspor Manggis Laris Manis di Tengah Pandemi Covid-19

Hal itu juga ia tegaskan dalam peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Semester II 2019 (No.34 Edisi Maret 2020) hari ini (28/4) yang mengusung tema “Memperkuat Kebijakan Makroprudensial Akomodatif, Menopang Pembiayaan Ekonomi”.

Ke depan, lanjut Perry, tekanan terhadap SSK diperkirakan semakin meningkat seiring meluasnya dampak pandemi Covid-19.

Meluasnya penyebaran Covid-19 ke banyak negara termasuk ke Indonesia, menjadi ancaman bagi stabilitas makrofinansial global dan domestik.

Dampak rambatan (contagion) Covid-19 dari global turut memengaruhi Indonesia terutama melalui jalur pariwisata, perdagangan/ekspor, dan investasi.

Baca juga : Penumpang Turun Drastis, Angkasa Pura II dan Maskapai Genjot Angkutan Kargo di Tengah Pandemi Covid-19

"Sementara, upaya memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia berpotensi menurunkan kegiatan produksi dan aktivitas ekonomi, dan memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem keuangan domestik," imbuhnya.

Mencermati bahwa pandemi Covid-19 ini berdampak terhadap meningkatnya tekanan pada perekonomian, BI telah mengeluarkan bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, kewenangan BI untuk melakukan tindakan antisipatif dalam menjaga SSK di tengah dampak pandemi Covid-19, turut diperkuat oleh ditandatanganinya Perpu Nomor 1 Tahun 2020.

Kewenangan ini ditempuh melalui komitmen sinergi dan koordinasi yang erat dengan Pemerintah, OJK, dan LPS sebagai langkah kebijakan nasional.

Baca juga : Sabam Bangga dengan Gotong Royong Para Pemimpin Lawan Covid-19

"Kami percaya, pasca berakhirnya tekanan Covid-19, perekonomian global diprakirakan akan kembali meningkat pada 2021," katanya.

Perry menegaskan, perbaikan ekonomi global dan domestik akan mendorong kinerja korporasi dan RT kembali berada pada fase perbaikan.

Hal tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) kembali meningkat pada 2021, masing-masing berada dalam kisaran 9-11 persen dan 8-10 persen.

KSK adalah publikasi utama semesteran Bank Indonesia di sektor SSK. KSK bertujuan membangun keyakinan publik terhadap SSK Indonesia saat ini dan ke depan, serta memberikan sinyal risiko kepada publik untuk melakukan upaya mitigasi risiko. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.