Dark/Light Mode

Dedikasi Nyata, Ini Kiprah KAI Di Tengah Pandemi Covid-19

Sabtu, 25 April 2020 12:13 WIB
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro bersama jajaran saat melakukan evaluasi harian Satgas Covid-19 melalui video conference.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro bersama jajaran saat melakukan evaluasi harian Satgas Covid-19 melalui video conference.

RM.id  Rakyat Merdeka - Awal Maret 2020, pemerintah mengumumkan, sudah ada warga negara Indonesia yang berdomisili di dalam negeri berstatus positif Covid-19. Sejak itu pula, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan, memahami bahaya Covid-19, dan melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya wabah tersebut.

Berbagai perusahaan yang bersinggungan dengan publik pun langsung proaktif memberikan sosialisasi dan bantuan, seperti masker dan hand sanitizer. Salah satunya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Pasalnya, angkutan kereta api (KA) masih menjadi penopang mobilisasi masyarakat, baik untuk angkutan dalam kota maupun antar kota.

Jauh sebelum penerapan work from home dan larangan berkerumun dikeluarkan pemerintah, KAI telah berupaya proaktif dengan melakukan bakti sosial Rail Clinic bagi masyarakat yang tinggal di sekitar jalur rel kereta. Terutama, yang jauh dari akses pelayanan kesehatan. KAI memberikan pengobatan, membagikan masker, dan memberikan sosialisasi tentang Covid-19 agar masyarakat makin memahami dan dapat terhindar dari virus tersebut.

KAI yang mengemban tugas operator perkeretaapian, baik untuk angkutan penumpang maupun logistik, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Satgas ini ditujukan untuk mencegah penularan infeksi virus Corona atau Covid-19 di wilayah kerja perusahaan, stasiun, dan di kereta api.

“Satgas ini bertugas di Kantor Pusat dan seluruh wilayah operasional KAI. Setiap hari, Satgas Daerah melaporkan kejadian di daerahnya masing-masing, sebagai bahan evaluasi di Satgas Pusat dan dapat segera ditindaklanjuti,” ujar Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro.

Satgas ini memastikan implementasi Edaran Direksi terkait antisipasi penyebaran virus Corona dapat berjalan dengan baik. Termasuk, seluruh protokol pencegahan Covid-19, kesiapan fasilitas pencegahan dan penanganan, koordinasi dengan pihak eksternal, serta evaluasi dan upaya perbaikan setiap harinya.

Selain itu, satgas KAI juga melakukan upaya sistematis, terstruktur dan terukur dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, serta memastikan tersedianya fasilitas, alat dan bahan seperti thermogun, handsanitizer, masker, hand scoon/sarungtangan, dan ruang isolasi sementara. Selain itu, Satgas KAI juga merekap laporan harian Satgas Daerah, sebagai bahan laporan Direksi ke Kementerian BUMN.

Satgas Daerah KAI setiap harinya wajib melaporkan kebutuhan dan ketersediaan fasilitas, alat, dan bahan terkait protokol pencegahan Covid-19, data penumpang yang bersuhu ≥38°C, data kunjungan ke pos kesehatan, data pekerja sakit, kejadian menonjol, dan kegiatan Satgas Daerah.

“Setiap hari, laporan Satgas Daerah itu akan dievaluasi dan ditindaklanjuti oleh Satgas Pusat. Terkait data kebutuhan dan ketersediaan alat dan bahan, Satgas Pusat akan melakukan pengadaan melalui koordinasi dengan Unit Logistik KAI Pusat, untuk memenuhi kebutuhan daerah. Sedangkan terkait data pekerja sakit, terutama yang terindikasi Covid-19, akan menjadi pantauan serius Satgas Pusat dan Unit Kesehatan KAI di daerah,” papar Edi.

KAI terus melakukan koordinasi dengan pihak eksternal atau otoritas terkait penanganan Covid-19. Dalam hal ini, Satgas Daerah selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah/otoritas penanganan Covid-19 daerah. Bersama-sama melakukan pencegahan dan upaya pendistribusian bantuan, terutama terkait alat dan bahan. Untuk pemenuhan kebutuhan alat dan baha di daerah, Satgas Pusat berkoordinasi dengan BUMN bidang produksi alat kesehatan.

Baca juga : Kemenristek/BRIN All Out Tanggulangi Pandemi Covid-19

KAI selalu mengutamakan kesehatan dan keamanan penumpang saat berada di stasiun dan dalam perjalanan. Langkah-langkah antisipasi KAI dalam rangka menghadapi penyebaran virus Corona meliputi pengukuran suhu tubuh penumpang pada saat boarding, melarang penumpang yang memiliki suhu lebih dari 38 derajat celsius untuk naik kereta, penyemprotan desinfektan setiap 30 menit sekali di lokasi yang sering dipegang oleh penumpang, penyediaan hand sanitizer di titik yang mudah dijangkau oleh penumpang, peningkatan frekuensi pembersihan di area-area penumpang, serta penyediaan masker bagi penumpang yang sakit.

Selain itu, KAI juga menyediakan wastafel di berbagai titik yang mudah dijangkau penumpang & petugas KAI di stasiun, menyediakan ruang isolasi sementara, serta terus menyampaikan sosialisasi mengenai pencegahan penyebaran virus Corona, pola hidup bersih dan sehat, dan mengimbau masyarakat yang sakit untuk memeriksakan diri di pos kesehatan.

Physical Distancing

KAI juga melakukan upaya yang dinilai paling efektif dalam mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19, yakni physical distancing. Hal itu dilakukan dengan menerapkan pengurangan okupansi dan perjalanan KA, yang dilaksanakan atas kerja sama dengan berbagai unit kerja terkait. Pengaturan jarak pun diberlakukan di stasiun, seperti jarak di loket dan ruang tunggu penumpang.

Selain itu, mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19, KAI pun melakukan penyesuaian.

Pada KA antarkota, kecuali kereta api Luxury, dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 65 persen dari jumlah tempat duduk. Selain itu, juga ada penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), sesuai konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis sarana.

Sementara di KA perkotaan, dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 35 persen dari kapasitas penumpang dan penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) sesuai konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis sarana.

Sedangkan di KA lokal, Prambanan Express, dan KA Bandara dilakukan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 50 persen dari jumlah tempat duduk. Plus penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) sesuai konfigurasi tempat duduk dari setiap jenis sarana. Harus dipastikan, tidak ada penumpang berdiri.

Pembatalan Tiket

Sehubungan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah, KAI berkoordinasi baik dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan pengurangan frekuensi perjalanan KA. Selain karena okupansi penumpang yang mengalami penurunan signifikan, hal ini juga dilakukan untuk mendukung imbauan pemerintah agar tidak bepergian. Kecuali, untuk kebutuhan mendesak.

Baca juga : Ini Strategi Business Survival PT Angkasa Pura II di Tengah Pandemi Covid-19

Terkait pengurangan frekuensi perjalanan dan pembatalan KA, KAI telah memberlakukan kebijakan pengembalian bea 100 persen di luar bea pesan, bagi penumpang yang ingin melakukan pembatalan tiket.

Kebijakan pengembalian bea 100 persen itu berlaku sejak 23 Maret lalu, untuk perjalanan 23 Maret hingga 4 Juni 2020. Hingga saat ini, proses pembatalan tiket melalui aplikasi KAI Access telah mencapai 44 persen. Sisanya, masih dilakukan oleh calon penumpang secara manual di loket stasiun.

“Kami mengimbau agar para pengguna jasa dapat memanfaatkan aplikasi KAI Access secara maksimal, untuk melakukan proses pembatalan ini. Demi mendukung gerakan physical distancing yang sedang kita semua lakukan, untuk mengurangi potensi penyebaran virus Corona,” ujar Edi Sukmoro.

KAI juga sudah memperbarui KAI Acces, sehingga bisa melakukan pembatalan hingga 3 jam sebelum keberangkatan. Sebelumnya, pembatalan hanya bisa dilakukan hingga 24 jam sebelum keberangkatan. Fitur tersebut tersedia pada KAI Access versi terbaru yaitu versi 4.3.0 di Android, Untuk versi iOS, masih dalam tahap pengembangan.

Meski sudah melakukan berbagai antisipasi, KAI terus mengimbau kewaspadaan masing-masing penumpang. Misalnya menjaga jarak dengan penumpang lainnya, menjaga pola hidup bersih dan sehat, menggunakan masker, dan tidak memaksakan diri untuk bepergian bila tak enak badan.

Angkutan Barang

Tak hanya angkutan penumpang, KAI juga melakukan upaya pencegahan penyebaran virus Corona di angkutan barangnya. KAI melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh kantor angkutan barang, kantor/loket ekspeditur di stasiun, terminal, gerbong barang, gudang, dan barang-barang yang datang maupun yang akan diangkut. Kegiatan dilakukan secara rutin di seluruh area kerja Angkutan Barang Daop dan Divre.

“Hal ini menunjukkan bahwa KAI tak hanya fokus pada pelayanan di Angkutan Penumpang, namun juga pada Angkutan Barang. KAI secara konsisten menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 di seluruh wilayah kerja KAI. Selain penyemprotan disinfektan, KAI juga membekali petugas dan ruang kerja dengan masker, sarung tangan, hand sanitizer, thermo gun, dan wastafel portable sehingga kebersihan tetap terjaga," terang Edi.

KAI juga mulai mengangkut jenis angkutan barang yang baru dalam masa pandemi ini. Sebanyak 4,6 ton telur ayam dari Blitar, Jawa Timur diangkut oleh KAI ke Cipinang, DKI Jakarta menggunakan kereta barang, pada Kamis 9 April 2020.

Kondisi DKI yang sedang menerapkan PSBB perlu didukung dengan distribusi logistik yang efisien, tepat waktu, dan aman. Angkutan bahan pangan menjadi hal yang penting dalam masa PSBB ini. Karena itu, KAI turut hadir dari sisi distribusi logistik yang andal.

Baca juga : Ini Arahan Jokowi Untuk Cegah PHK Di Tengah Pandemi Corona

Telur-telur dari Koperasi Petani Telur di Blitar didistribusikan melalui kerja sama antara KAI dan PT Food Station Tjipinang Jaya, yang dijembatani oleh Kemenko Perekonomian dan Pemprov DKI Jakarta.

Pada 9 April tersebut, telah dilakukan uji coba angkutan telur perdana menggunakan kereta bagasi. Sebanyak 4.620 kg telur ayam atau 75.600 butir telur ayam diberangkatkan dari Stasiun Blitar dan tiba pada 10 April di Stasiun Cipinang. Ditargetkan, setiap perjalanan angkutan telur dapat membawa 20 ton telur ayam dari Blitar ke DKI Jakarta.

Kesehatan Pekerja

Di samping mengatur angkutan penumpang dan barang supaya mengikuti ketentuan pencegahan virus Covid-19, KAI juga sangat peduli dengan kesehatan pekerjanya. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain meliputi penyediaan hand sanitizer, sarung tangan, serta sterilisasi area stasiun dan perkantoran, dan wilayah kerja lainnya.

Setiap harinya, baik pegawai di lintas maupun yang harus bekerja di kantor didata kesehatannya. Jika ada yang sakit, akan langsung ditangani oleh Unit Kesehatan di masing-masing daerah. Selain itu, para pekerja juga diberi dukungan vitamin, agar tetap terjaga daya tahan tubuhnya.

“Upaya pencegahan Corona tak hanya kami lakukan kepada para pengguna jasa. Tetapi juga kepada seluruh pekerja KAI, agar senantiasa sehat dan terhindar dari virus Corona," tutur Edi.

KAI terus melakukan berbagai upaya sejalan dengan aturan dan imbauan yang dikeluarkan pemerintah, demi mencegah penyebaran Covid-19.

KAI mengimbau kepada seluruh pengguna jasa dan seluruh pekerjanya, agar terus menjalankan perilaku hidup sehat di mana pun. Jangan lelah untuk selalu saling mendukung, melewati masa pandemi ini. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.