Dark/Light Mode

Angkasa Pura II Siapkan 3 Skenario di Tengah Pandemi Covid-19

Rabu, 22 April 2020 00:08 WIB
Kondisi bandara yang dikelola Angkasa Pura II. (Foto: Dok. AP II)
Kondisi bandara yang dikelola Angkasa Pura II. (Foto: Dok. AP II)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi global Covid-19 menjadi tantangan luar biasa bagi industri penerbangan global. Director General Airport Council International (ACI) Angela Gittens, dalam publikasinya pada 3 April 2020, menuturkan bahwa lalu lintas penumpang pesawat di dunia pada 2020 awalnya diperkirakan mencapai 9,5 miliar penumpang, naik 4,39 persen dibandingkan 2019 sekitar 9,1 miliar. Namun, melihat perkembangan yang ada karena pandemi global Covid-19, perkiraan tersebut diyakini tidak tercapai, berdasarkan realisasi Kuartal I/2020.

Lalu lintas penumpang di dunia pada Januari lebih rendah 6,9 persen dibandingkan dengan perkiraan awal. Kemudian, pada Februari lebih rendah 22,9 persen dan Maret lebih rendah hingga 53,1 persen. Secara kumulatif, lalu lintas penumpang pesawat di dunia sepanjang Januari-Maret 2020 lebih rendah 28,3 persen (setara dengan 620 juta penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal. 

Melihat kondisi tersebut, ACI memperkirakan jumlah penumpang pesawat di dunia pada 2020 hanya sekitar 5,9 miliar penumpang atau terkoreksi 38 persen (setara 3,6 miliar penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal 9,5 miliar penumpang. 

Baca juga : “Unhan Peduli” Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi Wabah Covid-19

Dampak di Indonesia
Sektor penerbangan nasional juga cukup terdampak akibat pandemi Covid-19. Indonesia National Air Carriers Association (INACA) pada 26 Maret 2020 mengungkapkan bahwa jumlah penumpang pesawat sejak bulan lalu sudah turun drastic. Sejalan dengan itu, maskapai nasional mengurangi jumlah penerbangan, baik rute dan frekwensi, sampai dengan 50 persen atau lebih.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Jumat 17 April 2020, mengungkapkan, sepanjang Januari-Februari 2020, sudah terdapat 12.703 penerbangan yang dibatalkan di 15 bandara utama di Indonesia. Terdiri dari 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional. Menkeu mengungkapkan, sektor layanan udara kehilangan pendapatan Rp 207 miliar. Sebesar Rp 48 miliar berasal dari penerbangan dari dan ke China. 

Tren penurunan lalu lintas penumpang dan pergerakan pesawat di tengah Covid-19 juga dirasakan di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perseroan pada tahun ini pada awalnya diperkirakan mencapai 93,92 juta. 

Baca juga : Ekspor Sawit dan Kopi Asal Jatim Melonjak Tinggi di Tengah Pandemi Covid-19

“Namun kemudian terjadi pandemi global Covid-19, dan dengan melihat tren yang ada serta mempertimbangkan situasi, kondisi, perkembangan di industri serta kebijakan regulator, diperkirakan jumlah penumpang tidak akan mencapai 93,92 juta penumpang. Kami menetapkan ada 3 skenario sebagai dasar dalam menjalankan strategi di tengah pandemi ini. Skenario tersebut adalah Best Scenario, Bad Scenario, dan Worst Scenario,” jelas Muhammad Awaluddin, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (21/4).

Muhammad Awaluddin menjelaskan, pada Best Scenario diperkirakan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara mencapai 68,22 juta penumpang atau lebih rendah 27 persen dibandingkan dengan perkiraan awal. Sementara itu, pada Bad Scenario bisa sebanyak 63,49 juta penumpang atau lebih rendah 32 persen dari perkiraan awal. Pada Worst Scenario jumlah penumpang kemungkinan 57,80 juta penumpang atau lebih rendah 38,45 persen dari perkiraan awal. Perkiraan jumlah penumpang berdasarkan 3 kriteria itu didasarkan pada periode berakhirnya pandemi, kecepatan recovery industri aviasi dan periode normal yang ditandai dengan kondisi ekonomi yang sudah kembali stabil. 

Ada pun dalam menghadapi tantangan Covid-19, PT Angkasa Pura II telah menetapkan strategi mitigasi risiko yaitu Business Continuity Management yang terdiri dari 3 fase yaitu Business Survival, Business Recovery, dan Business Sustainability. Saat ini, perseroan tengah menjalankan fase Business Survival dengan objektifnya antara lain perlindungan tenaga kerja, cost leadership, pemilihan prioritas investasi dan optimalisasi arus kas perseroan. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.