Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Kabar gembira, Rabu pagi (13/5) nilai tukar rupiah dibuka menguat sekitar 0,16 persen atau berada di level Rp 14.880 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Hari ini pun berbeda dengan pembukaan kemarin rupiah yang dibuka melemah di level Rp 14.910 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia pun dibuka menguat seperti Hong Kong naik 0,01 persen, Dolar Singapura menguat 0,02 persen, Dolar Taiwan menguat 0,01 persen, Peso Filipina naik 0,1 persen, Rupee India menguat 0,31 persen dan Baht Thailand menguat 0,13 persen.
Baca juga : Besok, Citilink Mulai Terbang Lagi
Namun pelemahan terjadi pada Yen Jepang yang turun 0,07 persen, diikuti Won Korsel turun 0,14 persen dan Ringgit Malaysia melemah 0,24 persen.
Kemarin Rupiah pun ditutup melemah bersama mata uang Asia lainnya. Rupiah ditutup melemah berada di level Rp 14.923 per dolar AS (0,23 persen) dibanding sehari sebelumnya.
Baca juga : Mantan Pemain Bas Dewa 19, Erwin Prasetya Meninggal Pagi Ini
Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesi (BI), rupiah melemah 0,28 persen di level Rp 14.936 per dolar AS. Harapan rupiah menguat sepanjang hari ini terlihat dari potensi sentimen posifit yang datang dari AS. Dolar AS sedang tertekan lantaran isu suku bunga negatif.
Presiden AS Donald Trump bahkan melalui Twitter-nya menyebut, tengah mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk menerapkan suku bunga negatif. Sebab ia melihat, banyak negara selama ini diuntungkan dengan menerapkan suku bunga negatif.
Baca juga : Tembus Rp 15.300, Rupiah Mulai Siuman
Meski begitu, sejumlah sentimen negatif juga masih membayangi rupiah. Mulai dari China yang kembali melakukan lockdown lantaran ditemukan kasus baru Covid-19 di gelombang kedua hingga beberap indeks saham berisiko yang masih terus bergerak naik turun. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya