Dark/Light Mode

Menguat 0,45 Persen, Rupiah Mulai Bangkit

Selasa, 24 Maret 2020 13:46 WIB
Ilustrasi rupiah. (Foto: net)
Ilustrasi rupiah. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sempat terseok-seok pekan kemarin dan pada Senin (23/3), hari ini rupiah menunjukkan sedikit perbaikan. Rupiah bahkan tak hanya menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI) tapi juga di pasar spot Asia.

Pagi tadi saat pembukaan, rupiah menguat sekitar 0,45 persen di level Rp 16.474 per dolar Amerika Serikat (AS). Di referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI juga menunjukkan hal yang sama.

Baca juga : Tembus Rp 16.600, Rupiah Makin Sekarat

Rupiah hari ini (24/3) berada di Rp 16.486 per dolar AS, menguat 122 poin atau sekitar 0,73 persen dibandingkan posisi hari sebelumnya Senin (23/3) di angka Rp 16.608 per dolar AS.

Bahkan bukan rupiah saja yang mengalami penguatan, beberapa mata uang Asia turut mengalami hal yang sama. Di pasar spot, mata uang Korea Selatan, Won mengalami penguatan sekitar 1,54 persen dari dolar AS dan yen (Jepang) yang juga menguat (0,80) persen, sementara rupiah Indonesia di angka 0,45 persen.

Baca juga : Tembus Rp 16 Ribu Per Dolar, Rupiah Butuh Keajaiban

Kebangkitan mata uang Garuda ini diharapkan terus berlanjut, setelah rentetan pelemahan yang terjadi kemarin. Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengaku, sentimen terhadap rupiah saat ini memang masih negatif. Namun mulai beranjaknya rupiah dari keterpurukan membuat dirinya tetap optimitis bahwa rupiah tak akan lebih dalam lagi terperosok.

"Upaya menstabilkan rupiah sudah dilakukan BI namun terbatas. Apalagi kita tahu, ini terjadi global juga karena pandemi yang belum tahu kapan akan usai," sebutnya kepada Rakyat Merdeka. 

Baca juga : Dekati Rp 16 Ribu, Nasib Rupiah Makin Mengenaskan

Ia bilang, pelemahan rupiah yang dinilainya masih bisa terjadi memang sulit dibendung. Hal ini karena intervensi valas oleh BI tak bisa digunakan secara terus menerus. Pasalnya, ini akan menguras cadangan devisa (cadev).

Apalagi stimulus yang dilakukan pemerintah, bukan untuk menstabilkan rupiah, tapi bagaimana meminimalisir dampak Covid-19 ke ekonomi nasional serta UMKM. "BI bisa saja mengimbau bank dan masyarakat untuk tidak berspekulasi valas karena itu makin memperburuk kondisi rupiah," ujarnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.