Dark/Light Mode

Desa Makmur Peduli Api APP Sinar Mas Kerek Produksi Jahe Merah Dan Madu

Rabu, 13 Mei 2020 19:58 WIB
Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi membudidayakan jahe merah. (Foto: ist)
Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi membudidayakan jahe merah. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka -  

Desa Makmur Peduli Api (DMPA) binaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas terus meningkatkan produksi jahe merah dan madu di tengah pandemi corona (Covid-19). Keduanya adalah bahan yang sering digunakan dalam jamu penambah imunitas tubuh d

Masyarakat DMPA dari Desa Dataran Kempas, Jambi berfokus pada produksi jahe merah, dibina oleh PT Wirakarya Sakti (WKS) selaku salah satu unit usaha APP Sinar Mas. Sementara, anggota DMPA di Desa Bahta, Kalimantan Barat yang dibina oleh PT Finnantara Intiga berfokus pada produksi madu kelulut. 

Baca juga : Kementan Ajak Pemda Perkuat Pengawasan Produk Hewan Di Pasaran Pasca Peredaran Daging Ilegal

“Konsumsi jamu untuk kesehatan adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Kebutuhan tersebut membuka mata pencaharian alternatif bagi masyarakat anggota DMPA,” ujar Corporate Social and Security Head APP Sinar Mas, Agung Wiyono. 

Menurut dia, dengan begitu, kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan ini dapat meningkat, dan mereka pun dapat meninggalkan praktik agrikultur yang tidak berkelanjutan seperti tebang-bakar. Upaya pemberdayaan ini penting untuk kita lanjutkan, khususnya mengantisipasi musim kemarau yang segera tiba. “Tentunya, dengan tetap mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan Covid-19 selama program,” lanjutnya.

Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut mengapresiasi dukungan APP Sinar Mas untuk masyarakat selama pandemi. “Keberhasilan kemitraan yang dikembangkan oleh APP Sinar Mas perlu dicontoh dan dikembangkan di daerah lain karena hal ini dapat membantu masyarakat untuk menciptakan bisnis usaha kecil menengah yang mandiri terutama di masa penuh tantangan ini,” ujar Dirjen PHPL KLHK, Bambang Hendroyono. 

Baca juga : Kerja Sama Perdagangan RI-Aussie Mulai On 5 Juli

Budidaya dan pengolahan jahe merah di Desa Dataran Kempas, Jambi dimulai sejak 2017 dengan melibatkan 130 anggota Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi. Diketuai Rita Ayuwandari, kelompok ini tidak hanya menanam jahe merah, tetapi juga mengolahnya menjadi serbuk jahe, serta makanan dan minuman berbahan dasar jahe. 

Selama pandemi Covid-19, produksi tanaman jahe merah tersebut meningkat dari 150-200 kg per bulan menjadi 350 kg per bulan. Jahe merah dan hasil olahannya tersebut telah didistribusikan ke beberapa kabupaten di Jambi, Sumatra Selatan, Riau, dan Jakarta, baik melalui pemesanan langsung dan online, maupun melalui berbagai minimarket.

“Sejak pandemi, banyak orang mencari jahe. Pendapatan kami pun naik hingga 50 persen. Untuk memenuhi permintaan pasar, sebagian desa kami sampai berpindah dari bertanam sawit menjadi bertanam jahe. Saya juga bekerja sama dengan desa tetangga sebagai penyedia bahan baku. Semoga dengan ini semakin banyak masyarakat yang mandiri secara ekonomi,” ujar Rita.

Baca juga : Masa Pandemi, Presiden Jokowi Tegaskan Produksi Pangan Nasional Surplus

Lewat program DMPA, Rita dan kelompoknya tidak hanya mendapat pembinaan tentang metode agrikultur berkelanjutan untuk mencegah kebakaran. Mereka juga menerima bantuan berupa polybag dan pupuk kompos dari PT WKS. Keberhasilan Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi ini menginspirasi munculnya petani-petani lain di 10 desa dari lima kecamatan yang tersebar di Jambi. 

Peningkatan permintaan juga terjadi pada madu. Para peternak madu binaan DMPA di Desa Bahta, Kalimantan Barat terus meningkatnya permintaan selama pandemi Covid-19. Desa tersebut kini memproduksi tiga kali lipat jumlah madu yang dihasilkan sebelumnya, yaitu menjadi 100 kg per bulan. Madu tersebut didistribusikan ke Jakarta, Yogyakarta, Pontianak, Sintang, Sambat, dan Kapuas Hulu.  

“APP Sinar Mas sejak awal membantu kami memasarkan madu ini. Sejak pandemi, 120 kg madu yang biasanya baru terjual dalam sebulan, sekarang habis hanya dalam satu minggu. Untuk memenuhi permintaan pasar, kami juga bekerja sama dengan peternak madu dari dusun sebelah,” jelas Togos, salah satu peternak lebah di Desa Bahta. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.