Dark/Light Mode

Naik Kelas Ke BUKU III, BNI Syariah Garap Bisnis Internasional

Jumat, 29 Mei 2020 17:44 WIB
Dirut BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo. (Foto: ist)
Dirut BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sukses meraih tambahan modal nontunai (inbreng) dari induk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BNI Syariah naik kelas menjadi Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) III dengan mencapai modal inti di atas Rp 5 triliun.

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, di kuartal I-2020 pihaknya mendapat modal senilai Rp 255 miliar. Hal itu membuat modal inti perusahaan naik dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 5 triliun.

Baca juga : Selama PSBB, Transjakarta Terapkan Jam Operasional Baru

“Pemberian modal ini dalam bentuk inbreng penyertaan tanah yang ada di Kawasan Pejompongan yang insya Allah akan kami bangun menjadi kantor pusat di 2021 nanti,” jelas Firman dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/5).

Ia melanjutkan, masuknya BNI Syariah ke BUKU III membuat perusahaannya berpeluang melakukan ekspansi ke bisnis internasional seperti trade finance, kerja sama bank internasional hingga remitansi.

Baca juga : Galang Dana Wakaf, BNI Syariah dan Dompet Dhuafa Siap Bangun RS Container Covid-19

Untuk bisnis remitansi misalnya, BNI Syariah akan berkerja sama dengan induk BNI yang berpengalaman memiliki enam cabang di luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, New York dan London bisa dimanfaatkan untuk bisnis remitansi.

“Banyak pekerja dan pelajar Indonesia di negara-negara tersebut, terutama Jepang dan Korea. Ini merupakan potensi yang sangat besar di bisnis remitansi,” ujarnya.

Baca juga : Corona Meluas, Mandiri Syariah Siapkan Program Khusus Untuk Nasabah

Sementara trade finance, bagaimana BNI Syariah bisa melayani pebisinis Indonesia yang memiliki hubungan bisnis ekspor impor. Juga kerja sama internasional lainnya, yang menurut Firman memiliki potensi bisnis fee based income mencapai Rp 100 miliar.

“Kami kan baru sekali mulai di awal Maret ini, dari remitansi pengiriman mata uang asing diubah menjadi rupiah atau sebaliknya (exchange rate) berpotensi hingga Rp 50 miliar. Sementara trade finance  setidaknya bisa sampai Rp 70 miliar. Kami menyiapkan SDM dan IT yang juga bekerja sama dengan induk,” katanya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.