Dark/Light Mode

Takut Jadi Oposisi

Jumat, 3 Mei 2024 05:02 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan Jusuf Kalla (JK) bahwa tak ada parpol yang mau menjadi oposisi, sudah terbukti. Saat ini, parpol-parpol beramai-ramai merapat ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi bagian dari koalisi pemerintahan ke depan.

Untuk parpol yang memiliki kursi di parlemen, saat ini koalisi Prabowo-Gibran sudah diisi enam. Yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai NasDem, dan PKB. Sedangkan parpol yang di luar parlemen antara lain PSI, PPP, PBB, Partai Gelora, Partai Garuda, dan yang terbaru yang akan masuk adalah Partai Buruh. Hal ini membuat koalisi Prabowo-Gibran menjadi sangat gemuk.

Baca juga : Kita Butuh Oposisi Seperti Apa?

Untuk parpol parlemen, yang belum masuk koalisi tinggal PKS dan PDIP. Untuk PKS, banyak yang menganggap sebenarnya ngebet juga masuk koalisi. Hal itu terlihat dari langkah PKS mengundang Prabowo dalam halal bihalal. Namun, keinginan PKS ini masih bertepuk sebelah tangan. Meski sudah menyatakan mau merangkul semua kalangan, Prabowo belum menunjukkan sinyal mau menggandeng PKS.

PKS adalah sejawatnya NasDem dan PKB, yang dalam Pilpres lalu mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dengan alasannya sudah move on dengan persaingan Pilpres, NasDem dan PKB kemudian merapat ke Prabowo-Gibran. PKS juga ingin melakukan hal yang sama, meski agak jaim karena muncul resistensi dari Partai Gelora, yang sejak awal sudah ada di barisan Prabowo-Gibran.

Baca juga : Terawangan Ganjar, Banteng Condong Oposisi

Kembali ke pernyataan Pak JK, mayoritas parpol di kita sepertinya memang tidak siap dengan oposisi. Apalagi dengan alam demokrasi saat ini, sikap oposisi sering tidak mendapatkan tempat di hati mayoritas masyarakat.

Selain itu, oposisi juga membuat parpol jauh dari sumber daya. Dengan menjadi oposisi, parpol tersebut tak punya jatah menjalankan program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kondisi ini bisa dianggap parpol tersebut tak hadir di masyarakat, yang menyebabkan upaya meningkatkan elektabilitas menjadi lebih berat. Maka, kemudian muncullah istilah, “capek terus menjadi oposisi”.

Baca juga : Lebaran Tak Jadi Leburan

Untuk saat ini, mungkin hanya PDIP yang benar-benar siap menjadi oposisi. Itu pun bukan karena tidak mau menjadi bagian dari koalisi. Sikap itu kemungkinan besar karena adanya sumbatan komunikasi dan keretakan hubungan antara PDIP dengan Gibran dan Presiden Jokowi.

Sedangkan untuk PKS, kemungkinannya masih fifty-fifty. Jika Prabowo membuka diri, tentu PKS dengan senang hati bergabung dengan koalisi. Namun, jika resistensinya besar, PKS bisa saja menjadi oposisi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.