Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rupiah Terbang Tinggi, Pagi Ini Terkuat di Asia

Senin, 8 Juni 2020 09:50 WIB
Rupiah Terbang Tinggi, Pagi Ini Terkuat di Asia

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengawali pekan kedua Juni 2020, nilai tukar rupiah dibuka menguat 5 poin atau sebesar 0,04 persen di level Rp 13.872 per dolar Amerika Serikat (AS), Senin (8/6).

Penguatan rupiah, diperkirakan akan terus terjadi ke depan. Sementara indeks dolar AS justru terlihat mengalami pelemahan sebanyak 0,038 poin, atau 0,04 persen di level 98,899.

Hingga akhir pekan kemarin, nilai tukar rupiah telah menguat lebih dari 17 persen sepanjang kuartal berjalan. Mulai meninggalkan angka pelemahan terhadap dolar AS, atau di bawah Rp 14 ribu.

Baca juga : Sambut New Normal, Grab Pasang Partisi Plastik dan Sediakan Peralatan Kebersihan

Rupiah bahkan dinilai menjadi yang terkuat di Asia. Pada penutupan di pasar spot, rupiah menyentuh Rp 14.023 per dolar atau penguatan72 poin (0,51 persen) pada Jumat (5/6).

Di kurs tengah, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menempatkan rupiah di level Rp 14.100 atau menguat 65 poin (0,46 persen) dari posisi Kamis (4/6) di level Rp 14.165 per dolar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, paket stimulus yang dijalankan pemerintah berpotensi mendongkrak rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional.

Baca juga : Jelang Pilkada Serentak, Kemendagri Perkuat Koordinasi 270 Pemda

"Selain itu, penurunan volatilitas di pasar saham global juga cenderung mendukung penurunan volatilitas dari pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah," ujar Josua.

Terkait dengan saham, Josua memprediksi akan terjadi konsolidasi dengan kecenderungan tetap menguat. Data pengangguran di Negeri Paman Sam yang membaik ke posisi 13,3 persen, mengindikasikan pemulihan ekonomi di AS berlangsung cukup cepat.

"Hal ini dianggap berpotensi mendorong pemulihan ekonomi global. Kerusuhan sosial di AS, sejauh ini tidak mendapat perhatian pasar saham. Karena itu, para investor tetap melanjutkan pembelian aset saham di negara lain. Termasuk, Indonesia," ujarnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.