Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masih Lemes, Rupiah Butuh Vitamin

Selasa, 23 Juni 2020 10:30 WIB
Masih Lemes, Rupiah Butuh Vitamin

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah lemah lunglai di level Rp 14.183 per dolar AS, pagi ini. Angka ini melemah 33 poin atau 0,23 persen dibanding perdagangan sebelumnya, yang bertengger di angka Rp 14.150 per dolar AS.

Kemarin, mata uang Garuda juga ditutup melemah. Turun 50 poin atau 0,36 persen ke level Rp 14.149 per dolar AS, saat indeks dolar AS terkoreksi 0,23 persen atau 0,225 poin ke posisi 97,398.

Hari ini, sejumlah mata uang di Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Yuan China turun 0,10 persen diikuti dolar Singapura dan peso Filipina, yang sama-sama melemah 0,06 persen.

Senasib, yen Jepang juga merosot 0,05 persen bersama baht Thailand, yang melemah 0,02 persen. Sementara won Korea Selatan, menjadi mata uang dengan penguatan terbesar 0,43 persen.

Baca juga : Corona Menggila, Rupiah Tertekan

Dolar Taiwan naik 0,07 persen dan dolar Hong Kong terapresiasi 0,001 persen. Sementara ringgit Malaysia naik tipis 0,005 persen terhadap dolar AS.

Dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah pada 2021 diprediksi berada pada kisaran Rp 13.700-14.300. Angka ini lebih baik ketimbang outlook rupiah tahun ini, yang berkisar antara Rp 14.000-14.600 per dolar AS.

"Kami masih memandang bahwa tingkat nilai tukar rupiah sampai saat ini masih undervalued. Sehingga berpotensi terus menguat, dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Potensi penguatan rupiah tersebut didukung oleh rendahnya inflasi, turunnya current account deficit (CAD), tingginya imbal hasil aset keuangan domestik, serta membaiknya premi risiko. Baik di tingkat global maupun di Indonesia.

Baca juga : Alhamdulillah, Rupiah Kuat Lagi Pagi Ini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi nilai tukar rupiah tahun depan berada di kisaran Rp 14.900-15.300 per dolar AS.

Meski lebih rendah dari BI, proyeksi terbaru dari pemerintah lebih baik daripada sebelumnya sebesar Rp 17.500-20.000 per dolar AS.

Terpisah, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, berbagai langkah yang ditempuh BI sebagai otoritas moneter patut diapresiasi. Penguatan rupiah dalam beberapa pekan terakhir dinilai sudah membawa mata uang garuda sesuai dengan fundamental ekonomi saat ini.

"Itu menandakan optimisme pasar. Apalagi BI melakukan intervensi pasar valas, obligasi dan surat utang negara dalam perdagangan transaksi derivatif standar atau DNDF," terang Ibrahim dalam risetnya, Selasa (23/6).

Baca juga : Marcus Rashford, Dukung Keadilan Buat Kulit Hitam

Ia mengatakan, faktor sentimen global sangat mempengaruhi pergerakan rupiah. Hal itulah yang membuat nilai tukar rupiah terkulai kemarin.

Hari ini, sejumlah sentimen negatif dari global juga masih mendorong pergerakan rupiah. Jumlah kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara masih terjadi di saat upaya pelonggaran lockdown dimulai. Risiko gelombang kedua Covid-19 dapat memperburuk sentimen pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.