Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sempat melemah kemarin, Alhamdulillah nilai tukar rupiah kembali menguat pada pembukaan perdagangan hari ini sebesar 0,39 persen di level Rp 13.925 per dolar AS. Angka ini menguat dibanding penutupan kemarin yang ada di Rp 13.980 per dolar AS.
Penguatan Mata Uang Garuda ini juga diikuti mayoritas mata uang Asia lainnya. Baht Thailand memimpin penguatan mata uang Asia pagi ini dengan kenaikan 0,63 persen, ringgit Malaysia naik 0,28 persen dolar Taiwan menguat 0,28 persen, yen Jepang menguat 0,16 persen, won Korea 0,13 persen, dolar Singapura 0,02 persen, rupee India 0,02 persen, pesso Filipina menguat 0,002 persen terhadap dolar AS.
Baca juga : Dampak The Fed, Rupiah Kembali Loyo
Sementara yuan China dan dolar Hong Kong melemah terhadap dolar AS pagi ini dengan pelemahan masing-masing 0,008 persen dan 0,006 persen. Di satu sisi, indeks dolar juga mengalami kenaikan ada berada di level 96.00 dari sehari sebelumnya yang ada di 95,95.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 90 poin ke level Rp 13.980 dari posisi Selasa (9/6) Rp13.890. Dari kurs tengah, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah melemah 110 poin atau 0,79 persen menjadi Rp 14.083 per dolar AS dari sehari sebelumnya di level Rp 13.973 per dolar AS.
Baca juga : Jumlah Penumpang Commuter Line Pagi Tadi Capai 150 Ribu
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, dalam analisisnya mengatakan, ada kemungkinan hari ini rupiah masih akan bergejolak walaupun dibuka melemah tetapi ditutup kemungkinan menguat dengan rentang Rp 13.895-14.100 per dolar AS.
Ia menilai, Bank Indonesia (BI) sudah melakukan intervensi di pasar valas, obligasi, dan surat utang negara. "Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas mata uang rupiah dan membendung sentimen negatif dari proyeksi Bank Dunia," katanya, Kamis (11/6).
Baca juga : Alhamdulilah, 4 Wilayah Di Jatim Sudah Berstatus Zona Kuning
Sebelumnya, Bank Dunia memprediksi produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan memasuki fase negatif pada kuartal II-2020. Selain itu, pelaku pasar merespon negatif terhadap kasus pandemi virus corona di Indonesia yang bertambah 1.043 orang yang menjadi rekor tertinggi penambahan kasus harian.
"Lonjakan kasus virus Covid-19 yang terjadi jangan sampai pemerintah berpikir ulang untuk menerapkan kehidupan normal baru karena prospek ekonomi Indonesia ke depan bakal suram. Oleh karena itu, wajar kalau pelaku pasar agak takut dan cemas," ucapnya. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya