Dark/Light Mode

Naik Tipis, Utang Luar Negeri Tembus Rp 5.963,5 T

Jumat, 17 Juli 2020 18:24 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tembus 404,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.963,5 triliun. Jumlah ini naik 4,8 persen (yoy).

ULN Indonesia tersebut terdiri dari ULN sektor publik: Pemerintah dan Bank Sentral sebesar 194,9 miliar dolar AS atau Rp 2.871,9 triliun dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar 209,9 miliar dolar AS atau Rp 3.090,4 triliun.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko menjelaskan, peningkatan ULN dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN. Baik ULN Pemerintah maupun swasta. 

Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi rupiah. "ULN pemerintah meningkat dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Onny di Jakarta, Jumat (17/7).

Baca juga : Neraca Perdagangan Juni Surplus Rp 18,51 T

Posisi ULN Pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat sebesar 192,1 miliar dolar AS atau tumbuh 3,1 persen (yoy). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus modal masuk pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan tingginya daya tarik aset keuangan domestik, serta terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia. 

"Sentimen positif ini membawa pengaruh pada turunnya tingkat imbal hasil SBN sehingga biaya utang pemerintah dapat ditekan," imbuhnya. 

Pengelolaan ULN Pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,3 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6 persen).

Sementara ULN swasta meningkat didorong ULN perusahaan bukan lembaga keuangan. ULN swasta pada akhir Mei 2020 tumbuh sebesar 6,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4 persen (yoy). 

Baca juga : Astaga, Utang Garuda Tembus Rp 32 Triliun

ULN perusahaan bukan lembaga keuangan meningkat sebesar 8,9 persen (yoy), di tengah kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 0,8 persen (yoy). Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pertambangan & penggalian, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), dan sektor industri pengolahan.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," sebut Onny. 

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2020 sebesar 36,6 persen, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,2 persen. Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN. 

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ujarnya.

Baca juga : Naik Lagi, Cadev Juni Tembus Rp 1.900,6 Triliun

Peran ULN juga, lanjut Onny, terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.