Dark/Light Mode

Ini Strategi Mendag Supaya Industri Mamin Makin Berjaya di Pasar Internasional

Senin, 20 Juli 2020 10:37 WIB
Industri minuman teh dalam kemasan/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Industri minuman teh dalam kemasan/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kemendag menyusun strategi peningkatan daya saing produk mamin dan kuliner Indonesia. Setidaknya ada enam strategi. Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor khusus untuk produk makanan minuman berbahan baku alami, organik, specialty, dan bumbu olahan sebagai bahan baku kuliner Indonesia. Kedua, meningkatkan daya saing produk, sumber daya manusia, dan UKM ekspor. Ketiga, meningkatkan penetrasi pasar. Keempat, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri. Kelima, melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor. Keenam, pengembangan SDM ekspor di antaranya melalui webinar, pelatihan ekspor, dan program pendampingan ekspor selama pandemi.

Pada 2019, ekspor mamin Indonesia tercatat senilai 4,15 miliar dolar AS atau naik 3,54 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya. Tren ekspor pangan olahan Indonesia lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat naik sebesar 8,99 persen. Kontribusi industri mamin Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas adalah sebesar 36,40 persen. Sementara, pada kuartal I-2020, kontribusi mamin Indonesia terhadap PDB nasional mencapai 19,98 persen. Agus menyebut, Kemendag melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) juga terus membuka pasar baru dan menawarkan produk unggulan antara lain kopi, teh, minuman jahe, bumbu masak, berbagai saus siap pakai, rempah-rempah, makanan laut, keripik, mi instan, sarang burung walet, serta produk berbahan baku gula (confectionery products), ke sejumlah negara potensial, seperti Kanada. 

Baca juga : Erdogan Cuekin Kecaman Internasional

Agus menyadari, industri mamin olahan menghadapi tantangan ekspor cukup berat karena pandemi juga menyebabkan pembatasan sosial. Meski begitu, tidak menyurutkan semangat ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia. Agus yakin, produk ini tetap dibutuhkan pasar dunia. “Kemendag mendorong pengembangan ekspor produk ini untuk mengawal kinerja ekspor, khususnya di tengah pandemi Covid-19,” ucap Agus.

Penyelenggaraan business matching dilaksanakan di beberapa lokasi berbeda yaitu di Kantor ITPC Vancouver Kanada sebagai tempat berkumpulnya para buyer, di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, serta di kantor eksportir masing-masing.

Baca juga : BNI Raih Predikat Bank Internasional Terbaik

Rangkaian business matching virtual Indonesia-Kanada dijadwalkan dalam empat gelombang. Pertama, pada Juli ini dengan fokus produk makanan dan minuman olahan. Kedua, pada September 2020 dengan fokus produk alas kaki, fashion, serta tekstil dan produk tekstil. Ketiga, pada Oktober untuk produk alat-alat kesehatan, obat-obatan termasuk herbal, serta produk kimia dan farmasi. Keempat, pada November 2020 untuk produk mebel termasuk furnitur bongkar-pasang (knock-down furniture), dekorasi rumah, dan perabotan serta peralatan rumah tangga. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.