Dark/Light Mode

Di Tengah Perang Dagang

Provident Agro Mampu Naikkan Laba Bersih 142 Persen

Sabtu, 1 Agustus 2020 11:48 WIB
Di Tengah Perang Dagang Provident Agro Mampu Naikkan Laba Bersih 142 Persen

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri perkebunan sawit mengalami pukulan akibat corona (Covid-19) dan imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. PT Provident Agro Tbk (PALM) menjadi salah satu perusahaan yang kena dampaknya.

Meski kena imbas Covid-19 dan perang dagang, perusahaan ternyata berhasil menaikkan laba bersih hingga 142 persen.

Presiden Direktur Provident Agro, Tri Boewono, mengatakan, tahun 2019 merupakan tahun penuh tantangan dan berlanjut hingga saat ini.

"Menghadapi tantangan ini, manajamen berkomitmen untuk menjaga fundamental bisnis Perseroan tetap kompetitif. "Efisiensi dan optimalisasi merupakan jawaban yang tepat agar terus memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham,” kata Tri di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar secara virtual, Kamis (30/1).

Direktur Keuangan Provident Agro, Devin Antonio Ridwan, mengakui kondisi tahun 2019 hingga semester I 2020 sangat menantang. Adanya perang dagang antara AS dan China hingga penurunan harga CPO.

Baca juga : Idul Adha di Tengah Pandemi, Presiden Imbau Masyarakat Lebih Peduli Sesama

“Perang dagang antara kedua negara dengan kekuatan perekonomian terbesar di dunia tersebut berdampak terhadap bisnis CPO," ujar Devin.

Meski pada akhirnya harga CPO sempat membaik di triwulan terakhir tahun 2019. Tapi itu pun belum mampu mengangkat kinerja industri secara signifikan.

"Situasi yang menantang ini pada akhirnya berdampak langsung terhadap kinerja Perseroan,” ujarnya.

Penurunan pendapatan Perseroan terutama disebabkan berkurangnya jumlah kebun yang dimiliki perusahaan. Kondisi ini tentunya tercermin pada penurunan volume penjualan dari CPO dan Palm Kernel Oil (PKO).

Begitu juga penurunan harga rata-rata penjualan CPO turut memengaruhi pendapatan, dari Rp 7.419/Kg pada tahun 2018 menjadi Rp 6.674/Kg pada tahun 2019.

Baca juga : Vonis Najib Berkah Bagi PM Muhyiddin

Adapun harga rata-rata penjualan PKO pada tahun 2019 sebesar Rp 3.725/Kg pada tahun 2019, menurun dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesarRp 5.832/Kg.

Untuk tahun ini, Devin mengatakan Perseroan tetap menjalankan kebijakan efisiensi biaya operasional dan optimalisasi produksi perkebunan. Selain itu, perseroan mengoptimalkan peluang bisnis yang prospektif.

Kebijakan tersebut sudah menciptakan hasil yang signifikan, pada Semester I-2020 pendapatan tercatat naik 25 persen menjadi Rp 121,28 miliar dari Rp 97,12 miliar pada Semester I-2019. Laba bersih melonjak 142 persen menjadi Rp 17,05 miliar.

Dari sisi produksi, hingga per Juni 2020 atau Semester I-2020, PALM mencatatkan produksi TBS sebanyak 50,662 ton, produksi CPO dan PKO masing-masing sebesar 14.529 ton serta 2.504 ton.

Selain itu, perseroan juga telah melakukan peremajaan pada luas Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sekitar 1.131 hektar. Adapun luas lahan dengan tanaman menghasilkan mencapai 5.164 hektar.

Baca juga : Laba Bersih Pyridam Farma Meroket 223 Persen

Lebih jauh dia mengungkapkan, kondisi perekonomian global yang tengah menghadapi tekanan yang hebat akibat pandemi Covid-19 butuh ditangani secara khusus.

Oleh sebab itu Provident Agro menyiapkan strategi efisiensi. Perusahaan berusaha untuk terus dioptimalisasi kembali.

"Manajemen optimistis strategi ini akan membawa Provident Agro melewati masa krisis khususnya akibat pandemi Covid-19 dan tetap menjaga pertumbuhan bisnis yang positif,” terang Devin. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.