Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ekonomi Minus Nggak Ngefek Buat Rupiah
Meski Digoyang, Mata Uang Garuda Terkuat di Asia
Kamis, 6 Agustus 2020 10:44 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pengumuman produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen yoy, seolah tak membuat rupiah ikut terpuruk. Buktinya, pagi ini nilai tukar rupiah justru dibuka menguat cukup tinggi sebesar 0,55 persen, atau 80 poin ke level Rp 14.470 per dollar AS dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.560 per dolar AS.
Bahkan pada penutupan nilai tukar rupiah kemarin juga menguat 75 poin atau 0,51 persen pada level Rp 14.550 per dollar AS. Pasar dinilai cukup legowo menerima pengumuman ekonomi Indonesia yang minus.
Gagahnya mata uang Garuda ini menjadi yang terkuat di Asia. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga masuk dalam zona hijau di antaranya won Korea juga menanjak 0,36 persen, dollar Taiwan naik 0,26 persen, rupee India menguat 0,15 persen, yen Jepang naik 0,04 persen, ringgit Malaysia 0,03 persen, pesso Filipina naik 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen dan dolar Singapura yang juga menguat 0,07 persen terhadap dolar AS.
Baca juga : Sri Mulyani Minta Dimengerti
Sementara indeks dollar justru terseok. Hal ini juga yang diperkirakan mendorong penguatan rupiah. Pagi ini indeks dollar turun tipis ke level 92,79, dibanding level penutupan sesi sebelumnya di 92,81. Syukurnya, IHSG di awal sesi pertama Kamis (6/8) pagi ini juga terpantau menguat 21,947 poin (0,43 persen) ke level 5.148,998.
Diakui Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, pasar memang tidak begitu terkejut terhadap rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020. Karena sebelumnya, baik pemerintah, Bank Indonesia (BI) maupun para pengamat, sudah memberikan peringatan terhadap pertumbuhan yang terkontraksi itu.
“Kontraksi bahkan resesi pertumbuhan juga hampir terjadi di semua negara. Baik di AS, Eropa, maupun sebagian Asia. Tapi Indonesia menjadi salah satu yang paling rendah kontraksinya. Sehingga pasar kembali percaya diri dengan fundamental perekonomian dalam negeri. Arus modal asing juga kembali membanjiri pasar dalam negeri,” jelasnya dalam riset harian, Kamis (6/8).
Baca juga : Pagi Ini, Rupiah Paling Kekar Di Antara Mata Uang Asia
Sementara itu, dollar AS mendapatkan tekanan akibat pasar khawatir terhadap potensi gangguan pemulihan ekonomi AS, seiring penyebaran Covid-19 tak kunjung terkendali di Negeri Paman Sam itu.
Ia pun memproyeksi rupiah sepanjang hari ini berpotensi menguat di zona hijau. Yaitu bergerak di kisaran Rp 14.520-Rp 14.580 per dolar AS, seiring katalis positif dari eksternal yang mendominasi sentimen pergerakan.
Sebelumnya, BPS melansir bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal II 2020 mengalami kontraksi 5,32 persen yoy. Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya, PDB mengalami menyusut 4,19 persen. (DWI)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya