Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Dampak badai virus corona ternyata lebih serius dari yang diperkirakan. Dalam analisa terbarunya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meramalkan ekonomi kuartal II akan tumbuh minus 3,8 persen. Meski tumbuh minus, dia minta dimengerti. Kata dia, perolehan tersebut sudah lumayan. Soalnya di negara lain banyak yang sudah kena resesi.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani saat menggelar pertemuan online dengan jajaran Kementerian Keuangan di Indonesia. Dalam pertemuan berkonsep Town Hall Meeting itu, Sri Mulyani bercerita macam-macam. Sesekali, dia curhat tentang pekerjaan yang menurutnya begitu berat. Adanya anjuran work from home atau bekerja di rumah membuat rumah dan kantor serasa tak bedanya. Jadi dia seperti bekerja tiada henti. 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.
Baca juga : Ini Doa Sri Mulyani, Ayo Kita Aminkan
Soal APBN? Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu bilang keuangan negara saat ini mengalami tekanan yang sangat berat. Awalnya, dia memperkirakan, APBN 2020 akan sangat sehat. Dia memproyeksikan, defisit APBN 2020 ada di angka 1,76 persen dengan keseimbangan primer 0. Namun gara-gara ada pandemi, harapan itu jadi ambyar semuanya.
Untuk menangani pandemi virus corona pemerintah terpaksa harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 700 triliun. Akibatnya defisit APBN hampir mencapai 7 persen. Tak hanya menekan keuangan negara. Pandemi juga memporakporandakan segala sendi kehidupan. Mulai dari kesehatan, sosial, sampai ekonomi.
Baca juga : Kemenperin Beri Insentif Ke Industri Manufaktur
Karena itu, Sri Mulyani menyebut, pandemi ini dengan istilah perfect storm atau badai yang sempurna. Soalnya sudah bikin ekonomi ancur. Gara-gara corona banyak investor panik yang akhirnya membuat kurs rupiah bergejolak, saham merosot dan imbal hasil obligasi merosot.
Selain itu, aktivitas ekonomi terhambat karena ada pembatasan sosial. Dengan dampak itu semua, ekonomi di seluruh dunia diprediksi tumbuh negatif. Termasuk Indonesia.
Baca juga : Partai Politik di Senayan Tinggal Lima
Sri Mulyani pun memprediksi ekonomi kuartal II akan tumbuh minus 3,8 per sen. “Apakah di kuartal III dan IV kita mampu mulai memulihkan. Inilah tantangan yang kita hadapi,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya